Manfaatkan Konflik AS-Iran, Analis Rekomendasikan Saham Emiten Emas

Image title
8 Januari 2020, 20:53
investasi, saham, komoditas emas, safe haven, konflik as iran
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Butik Logam Mulia Antam, Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/1/2020). Analis sarankan investor membeli saham perusahaan yang memproduksi emas seiring kenaikan harga emas yang disebabkan eskalasi konflik AS dan Iran.

Konflik geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran memanas setelah serangan yang menawaskan petinggi militer Iran Qasem Soleiman. Iran pun membalas serangan tersebut dengan meluncurkan rudal ke pangkalan militer AS di Irak.

Gejolak geopolitik ini menciptakan volatilitas pada pasar saham di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang bergerak sangat fluktuatif. Pada Senin (6/1) IHSG turun 1,04%, sehari kemudian naik 0,35%, dan hari ini, Rabu (8/1) turun 0,85% ke level 6.225,68.

Analis Artha Sekuritas Indonesia, Nugroho Fitriyanto menyarankan agar investor membeli saham-saham emiten berbasis komoditas, terutama metal mining (emas), serta minyak dan gas (migas). Sedangkan sektor lainnya ada risiko penurunan yang cukup signifikan dalam jangka pendek.

"Sentimen market saat ini masih negatif didorong oleh konflik AS-Iran. Aksi risk-off investor asing juga turut mendukung potensi penurunan IHSG setidaknya dalam minggu ini," kata Nugroho kepada Katadata.co.id, hari ini.

(Baca: Konflik AS-Iran, Ekonom Lihat Potensi Harga Minyak Capai US$ 100/Barel)

Selain itu dia menyarankan investor memegang saham perusahaan yang memproduksi komoditas seperti emas yang merupakan instrumen investasi beresiko kecil (safe haven), daripada memegang komoditasnya langsung.

"Secara historis kenaikan harga saham emiten emas biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan harga komoditasnya sendiri. Alasan lain, pada dasarnya emas adalah komoditas yang tidak produktif (unproductive asset). Ini berbeda dengan saham yang merupakan productive asset karena underlying-nya adalah perusahaan," jelas Nugroho.

Dengan memegang saham, selain mendapatkan capital gain dari harga saham yang mengikuti tren harga komoditas bisnis perusahaan, investor juga bisa mendapatkan dividen. "Jadi ada double return di sana ketika perusahaan tersebut bertumbuh seperti dari sisi produksi," katanya.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan, instrumen investasi saham merupakan instrumen yang memiliki resiko tinggi, sedangkan emas hampir tidak beresiko. "Karena emas harganya paling stabil," katanya.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...