BI: Dampak Konflik AS-Iran Tak Signifikan, Rupiah Terus Menguat

Agatha Olivia Victoria
10 Januari 2020, 16:54
BI sebut Dampak Konflik AS-Iran Tak Signifikan, Rupiah Terus Menguat
Ilustrasi, Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan keterangan mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai, dampak konflik Iran dan Amerika Serikat tak signifikan terhadap rupiah. Nilai tukar rupiah di pasar spot pun menguat 0,59% menjadi Rp 13.775 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini (10/1).

"Terbukti rupiah yang bergerak di bawah Rp 13.800 per dolar AS. Bahkan hari ini sempat menyentuh Rp 13.750," kata Perry di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (10/1).

Selain itu, menurut dia konflik Iran dan AS tak berdampak terhadap fundamental makro ekonomi dalam negeri. Efek dari perselisihan itu bersifat jangka pendek. Buktinya, premi risiko investasi Indonesia masih rendah, yakni 60,13 basis poin.

Perry menilai, rupiah yang terapresiasi disebabkan oleh kesepakatan dagang fase satu antara AS dan Tiongkok semakin dekat, yaitu pada 15 Januari nanti. “Ini juga akan memberi peluang peningkatan ekspor dan sentimen positif kepada aset berisiko," ujarnya.

(Baca: BI Pantau Aliran Modal Masuk Awal Tahun Rp 10 Triliun, Terbesar ke SBN)

Penguatan rupiah juga ditopang oleh aliran modal masuk (capital inflow) yang semakin deras. Per pekan kedua Januari 2020, investasi asing yang masuk mencapai Rp 10,1 triliun.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...