PGN Lanjut Salurkan Gas Lapangan Kepodang Bulan Depan
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero) menargetkan penyaluran gas dari Lapangan Kepodang Blok Muriah dapat kembali dilakukan pada awal Februari. Hal ini menyusul langkah Petronas selaku operator yang sudah tidak melanjutkan produksi Lapangan Kepodang karena diklaim dalam kondisi kahar.
Direktur Komersial PGN Dilo Seno Widagdo menjelaskan, saat ini sudah ada kesepakatan antara tiga pihak yakni SKK Migas, Petronas, dan anak usaha PGN yakni Saka Energi untuk melanjutkan pengelolaan Lapangan Kepodang bulan depan.
"Sampai hari ini belum ada penyaluran, kami perkiraan mungkin penyaluran bulan depan," ujar Dilo di Kantor Pusat PGN, Jakarta, Selasa (21/1).
(Baca: Chevron dan Pertamina Siapkan Tiga Opsi Jaga Produksi Migas Blok Rokan)
Saka Energi yang masih mempunyai participating interest (PI) di blok tersebut berencana melanjutkan alih kelola Lapangan Kepodang Blok Muriah. Dengan kembalinya penyaluran tersebut, jaringan pipa gas Kalimantan-Jawa sepanjang 210 kilometer dari lapangan migas tersebut ke pembangkit listrik Tambak Lorok bisa dioperasikan.
"Saka masih berharap melanjutkan (pengelolaan Lapangan Kepodang), sementara Petronas tidak. Tetapi karena permintaan SKK Migas diminta untuk tetap menyalurkan," katanya,
Bahkan, selain Lapangan Kepodang, Saka Energi juga berencana akan memperbaiki portofolio perusahaan dengan melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di Blok Muriah. Adapun saat ini produksi Lapangan Kepodang saat terakhir kali ditutup memproduksikan gas sebesar 26 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Dilo memproyeksikan, jika produksi dari Lapangan Kepodang bisa lebih dari angka itu ketika dioperasikan lagi. "Perkiraan play tune sampai akhir masih bisa beroperasi sampai tekanan sekitar minumum penyaluran 8-9 MMscfd. Itu masih studi," ujarnya.
Sebelumnya, Petronas mengklaim Lapangan Kepodang hanya memiliki cadangan di bawah prediksi, yakni sebesar 30–35 persen dari rencana pengembangan (PoD). Penemuan tersebut didapat dari pengeboran delapan sumur yang menunjukkan cadangan di Lapangan Kepodang telah habis pada 2017.
Atas kejadian tersebut, PGN mengklaim berpotensi kehilangan laba bersih sebesar US$ 17,3 juta atau setara Rp 245 miliar. Sebab, perusahaan gas pelat merah itu memiliki 20% hak partisipasi di blok migas tersebut melalui Saka Energi Muriah Ltd (SEML).
Selain itu, PGN juga memiliki Gas Transportation Agreement (GTA) dengan Petronas mengenai jumlah gas yang disalurkan ke Pipa Kalija I milik PGN mencapai 104 MMscfd hingga 2027.
Namun Petronas tidak pernah memenuhi ketentuan penyaluran gas yang telah disepakati. Rinciannya, pada tahun 2015 realisasi penyaluran gas hanya 86,06 mmscfd, tahun 2016 hanya 90,37 mmscfd, dan pada 2017 hanya sebesar 75,64 mmscfd.
(Baca: Penuhi Kebutuhan Industri Domestik, PGN Butuh Alokasi Gas 320 MMscfd )