PBNU Ajak Malaysia Perkuat Konsep Islam Nusantara
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj mengajak masyarakat ikut memperkokoh pondasi Islam Nusantara ke Malaysia. Hal tersebut bisa menjadi solusi mengatasi berbagai persoalan dunia saat ini, seperti fitnah yang berkembang di masyarakat.
Said menjelaskan, bahwa Islam Nusantara bukanlah sebuah mazhab, aliran, maupun sekte baru yang berkembang di Indonesia. Islam Nusantara merupakan sebuah tipoligi Islam yang menyatukan nilai-nilai agama dan nilai budaya.
"Islam yang menyatu dengan budaya. Culture kita jadi infrastruktur agama. Budaya kita jadi pondasi agama," ujar Said dalam Diskusi Harapan Baru Dunia Islam, Meneguhkan Hubungan Malaysia- Indonesia di Gedung PBNU Jakarta Sabtu, (25/1).
(Baca: Said Aqil Tagih Janji Kredit Rp 1,5 T, Sri Mulyani Sebut Syaratnya)
Lebih lanjut, ia mencontohkan kondisi seperti yang terjadi di Timur Tengah yang kacau balau karena perang antar sesama umat muslim. Dia pun lalu membandingkan dengan kondisi yang terjadi di Indonesia. Meski gejolak tensi politik semasa pilpres 2019 sempat memanas, namun konflik antara sesama umat muslim tak sampai berujung pada peperangan.
"Ini yang berbeda dengan Islam di Arab dengan di Indonesia. Jadi yang berbeda antara timur tengah dengan nusantara budayannya keperdabannya. Nah budaya kita nusantara lebih mulia daripada budaya Arab," ujarnya.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan, bahwa di Indonesia hubungan antara agama dengan negara sudah selesai, sehingga tidak lagi ada kontra paradok agama dan negera. Maka itu, ia pun berharap agar konsep Islam nusantara bisa dianut oleh negara Malaysia dan Indonesia dalam megamalkan nilai islami.
"Semoga Islam Nusantara menjadi kiblat Malaysia-Indonesia," kata Said.
Menteri Pertahanan Malaysia, Mohamad Bin Sabu juga menyampaikan keprihatinannya mengenai kondisi saat ini yang terjadi di Timur Tengah. Dimana perang antar sesama umat muslim terus terjadi.
(Baca: Terdesak Bamsoet, Muzani Sowan ke Prabowo dan Ketua PBNU)
Lebih lanjut, ia menyebut ada dinamika perubahan global secara cepat seperti munculnya kekuatan besar ekonomi dunia yakni Tiongkok yang menyalip Amerika.
Dalam proses transisi tersebut, dirinya menghimbau untuk mengedapankan musyawarah. "Oleh karena itu, perkembangan Islam sekarang akan diangkat oleh Indonesia dan Malaysia," ujarnya.