Imbas Virus Corona, Harga Minyak Capai Level Terendah dalam 13 Bulan

Image title
4 Februari 2020, 09:14
virus corona, harga minyak
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang petugas bekerja di area kilang (22/7/2019). Harga minyak kembali turun hingga di bawah US$ 55 per barel karena virus corona yang memicu pengurangan permintaan Tiongkok.

Harga minyak mentah dunia anjlok ke level terendah lebih dari satu tahun terakhir. Merebaknya virus corona membatasai permintaan minyak Tiongkok serta memicu pengurangan pasokan oleh OPEC dan sekutunya sehingga harga minyak mentah dunia tergelincir dengan cepat.

Dikutip dari Bloomberg pada pukul 8.34 WIB hari ini (4/2), harga minyak jenis Brent untuk kontrak April 2020 turun 0,29% ke level US$ 54,29 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 naik tipis 0,08% menjadi US$ 50,15 per barel.

Importir minyak mentah terbesar di dunia yakni Sinopec Corp telah memangkas produksi kilangnya sekitar 600.000 barel per hari (bpd) pada bulan ini, atau 12% penurunan tertajam dalam satu dekade. Langkah tersebut seiring merebaknya virus corona yang melanda permintaan bahan bakar di Tiongkok.

Sedangkan kilang independen di provinsi Shandong, yang secara kolektif mengimpor sekitar seperlima dari minyak mentah Tiongkok, turut memangkas produksi sebesar 30% hingga 50% dalam waktu kurang dari sepekan.

“Kami tidak pernah lihat penurunan permintaan seperti saat ini yang bergerak begitu cepat,"kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group in Chicago seperti dilansir dari Reuters pada Selasa (4/2).

(Baca: Harga Minyak Kembali Tertekan Imbas Virus Corona)

Adapun, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya tengah mempertimbangkan pengurangan produksi hingga 500.000 barel per hari. The Wall Street Journal melaporkan bahwa ada opsi lain yang dipertimbangkan oleh OPEC, yaitu pemangkasan sementara produksi 1 juta barel per hari oleh Arab Saudi untuk menyentak pasar minyak.

Di sisi lain, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan, pasar berada di bawah tekanan dengan harga yang turun di bawah US$ 60 per barel. Maka itu, menurutnya berbagai upaya harus diupayakn untuk menyeimbangkan pasar.

Agensi Rating Fitch pada Senin (3/2) menyatakan wabah virus corona bakal meningkatkan pasokan minyak di pasar global. Negara yang tergabung dalam OPEC+ mungkin perlu memangkas produksi lebih besar jika wabah tersebut berlangsung selama beberapa bulan. 

"Pasar butuh kepastian suplai dan permintaan yang seimbang agar harga tetap stabil. Komitmen dari OPEC seharusnya tidak hanya memperpanjang pemotongan produksi, tetapi implementasi lebih dalam," kata Analis FXTM Hussein Sayed. 

(Baca: Komite OPEC Gelar Pertemuan Khusus Besok, Bahas Dampak Virus Corona)

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...