Tiongkok Ditutup, Slot Penerbangan Ditambah dari Timur Tengah ke Bali
Kementerian Perhubungan menyiasati turunnya wisatawan dari Tiongkok dengan menambah slot penerbangan dari wilayah Asia Timur dan Timur Tengah menuju ke Bali. Wisatawan dari Tiongkok yang berkunjung ke Bali turun drastis setelah pemerintah menutup penerbangan dari dan ke Negeri Panda untuk mencegah penyebaran virus corona.
Selama ini jumlah wisatawan asal Tiongkok yang berkunjung ke Bali ketika berada di Indonesia cukup besar. Jumlah wisatawan dari Negeri Panda tersebut yang berkunjung ke Pulau Dewata mencapai 1.196.497 orang pada 2019.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menawarkan tawaran slot kepada beberapa perusahaan penerbangan, seperti Emirates Airlines, Qatar Airways, Turkish Airlines hingga Korean Air. "Supaya dapat langsung penerbangan ke Bali," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/2).
(Baca: Pariwisata Sepi akibat Virus Corona, Maskapai Bakal Beri Diskon Tiket)
Pemerintah juga akan meminta maskapai memberikan diskon tiket pesawat ke Bali dan dua destinasi lain yakni Sulawesi Utara dan Bintan. Staf Khusus Menteri Perhubungan Adita Irawati menjelaskan rencana tersebut telah dibicarakan dengan maskapai.
Besaran potongan harga yang diberikan nantinya akan diserahkan sepenuhnya pada maskapai yang melayani rute tersebut. "Kami usahakan agar ini tetap menarik dengan berbagai macam paket dari maskapai. Nanti maskapai akan umumkan berapa diskonnya," kata Adita.
Selain itu, langkah lain yang akan dilakukan untuk menambal penurunan wisatawan Tiongkok adalah dengan mendorong masyarakat Indonesia berwisata di dalam negeri. Budi mengatakan, langkah ini bakal dilakukan dengan meminta pihak maskapai memberikan harga yang terjangkau bagi wisatawan lokal.
"Kami akan minta kepada maskapai untuk memberikan harga relatif lebih baik dan mengampanyekan," kata Budi.
(Baca: Habiskan Rp 850 Triliun, Virus Corona Jadi Wabah Termahal di Dunia)
Wabah virus corona di Tiongkok diperkirakan berdampak pada ekonomi Indonesa dalam jangka panjang. Wishnutama sebelumnya mengatakan RI berpotensi kehilangan devisa US$ 4 miliar atau setara Rp 54,8 triliun jika rute penerbangan Tiongkok ditutup selama setahun.
Nilai tersebut didapatkan dari jumlah wisatawan asal Tiongkok yang mencapai 2 juta orang dalam setahun. Wishnutama menyebut rata-rata pengeluaran per kunjungan (Average Spending Per Arrival/ASPA) dari wisatawan asal Tiongkok mencapai US$ 1.400.
Total kerugian tersebut juga ditamba dampak dari penundaan wisatawan negara lain ke Indonesia karena khawatir tertular virus corona. “Hampir US$ 4 miliar dari (virus corona) Tiongkok saja,” kata Wishnutama.
(Baca: Tiongkok Protes Larangan Impor & Terbang, Jokowi: Kepentingan RI No. 1)