Soal Cost Recovery Panas Bumi, Investor Harap Tak Seperti di Migas

Image title
10 Februari 2020, 13:06
cost recovery panas bumi, kementerian esdm
Arief Kamaludin|KATADATA
Konsep cost recovery panas bumi masih digodog, investor ingin biaya ekslplorasi ditanggung pemerintah.

Pemerintah masih menggodok aturan pergantian biaya dalam kegiatan eksplorasi panas bumi. Aturan ini diharapkan bisa membuat investasi di sektor tersebut lebih manarik. Rencananya, aturan tersebut lebih kurang akan menyerupai kontrak migas cost recovery

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari mengatakan, pemerintah tengah membahas konsep yang tepat untuk kegiatan pengembangan eksplorasi di sektor panas bumi.

Advertisement

"Belum tahu konsep pastinya. Masih dalam tahap pembahasan dan kajian. Nanti saya update kalau sudah jelas mekanismenya," kata Ida kepada Katadata.co.id, Senin (10/2).

Ida menjelaskan bahwa skema kontrak seperti cost recovery menjadi salah satu opsi agar investor tertarik mengembangkan sektor panas bumi. Selain itu, investor juga menginginkan harga jual yang sesuai keekonomian.

(Baca: Harga Kurang Menarik, Tiga Wilayah Kerja Panas Bumi Tak Laku Dilelang)

Ida menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang cukup besar untuk dikembangkan lebih lanjut, yakni mencapai 25.300 megawatt (MW). Dari potensi tersebut, yang sudah terserap menjadi sumber energi listrik hanya sekitar 2.130 MW. "Dari roadmap yang kami susun bisa dikembangkan hingga 10 ribu MW sampai 2030," ujar Ida.

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Prijandaru Effendi juga belum mengetahui pasti mengenai konsep cost recovery yang rencananya akan ditawarkan pemerintah dalam pengembangan kegiatan eksplorasi panas bumi.

Dia berharap konsep cost recovery yang diterapkan tidak sama seperti migas, baru mendapat penggantian biaya apabila setelah blok dinyatakan produksi dan komersial. "Kalau kegagalan eksplorasi ditanggung pemerintah, dapat menurunkan harga jual panas bumi," ujar Priyandaru.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement