Kekhawatiran & Jumlah Kasus Baru Corona Turun, Harga Minyak Naik 1%

Image title
20 Februari 2020, 09:08
Kekhawatiran & Jumlah Kasus Baru Corona Turun, Harga Minyak Naik 1%.
ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Ilustrasi Kilang Minyak. harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 naik 0,90% ke level US$ 59,65 per barel.

Harga minyak perlahan bangkit pada perdagangan Kamis (20/2).  Hal tersebut dipicu oleh berkurangnya kekhawatiran pasar terhadap permintaan minyak seiring menyusutnya jumlah kasus baru virus corona.

Isu pembatasan pasokan minyak Venezuela oleh Amerika Serikat (AS) dan gangguan pasokan minyak mentah Libya juga turut mendorong pergerakkan harga minyak.

Melansir laman Bloomberg pada pukul 08.37 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 naik 0,90% ke level US$ 59,65 per barel. Begitu pun dengan harga minyakWest Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 naik 1,14% ke level US$ 53,90per barel.

Data resmi otoritas kesehatan Tiongkok menunjukkan, kasus penyebaran virus corona terbaru menurun, yang mana pada Rabu (19/2) kemarin mencapai 628 atau lebih rendah dibanding 1.000  kasus baru yang dilaporkan sehari sebelumnya.

Tiongkok telah memangkas suku bunga pinjaman hari ini untuk mengurangi kerugian pelaku usaha di negaranya akibat dari penutupan bisnis dan pembatasan perjalanan.

Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut telah memberlakukan penutupan kota dan pembatasan perjalanan warga untuk menahan virus yang kini telah menewaskan lebih dari 2.000 orang tersebut.

(Baca: Korban Tewas Virus Corona Tembus 2.000, Harga Minyak Makin Tertekan)

Di sisi lain, ketegangan di Libya yang telah menyebabkan pemblokiran pelabuhan dan ladang minyaknya tidak menunjukkan tanda-tanda resolusi berakhir.

Sementara sanksi AS terhadap perusahaan utama minyak Rusia, Rosneft (ROSN.MM) untuk memangkas pasokan minyak mentah Venezuela dari pasar,  kembali memicu kekhawatiran pasokan minyak global.

"Pelaku pasar mulai menyadari bahwa seburuk-buruknya kehancuran permintaan akibat virus corona, berkurangnya ekspor dari Libya mungkin dapat mengatasi pelemahan permintaan minyak," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.

(Baca: Harga Minyak Turun Jelang Rilis Data Ekonomi Asia & Dampak Corona)

Pemimpin Libya yang diakui secara internasional Fayez al-Serraj memupus harapan memulai negosiasi damai setelah Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar menembaki pelabuhan ibukota, yang dipegang oleh pemerintah al-Serraj.

Konflik yang sedang berlangsung itu pun memangkas ekspor minyak sebesar 1 juta barel per hari (bpd), sementara kerugian dari blokade minyak telah mencapai lebih dari US$ 1,6 miliar.

Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...