Korban Tewas Virus Corona Tembus 2.000, Harga Minyak Makin Tertekan

Image title
19 Februari 2020, 08:51
Korban Tewas Virus Corona Tembus 2.000, Harga Minyak Makin Tertekan
ANTARA FOTO/REUTERS/Stephanie McGehee
Ilustrasi, pedagang saham Kuwait terlihat di aula perdagangan pasar saham Kuwait Boursa di kota Kuwait, Kuwait, Senin (16/9/2019).

Harga minyak mentah dunia cenderung stagnan kemarin. Namun, harganya kembali turun pada pagi hari ini (19/2) seiring bertambahnya korban meninggal dunia akibat virus corona di Tiongkok yang mencapai 2.005.

Dikutip dari Bloomberg pada pukul 08.26 WIB Rabu (19/2), harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 turun 0,23% menjadi US$ 57,62 per barel. Begitu juga dengan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 turun 0,12% menjadi US$ 51,99 per barel.

Pasar khawatir virus corona di Tiongkok berdampak terhadap permintaan minyak mentah. Pekan lalu, Energy Information Administration (EIA) memproyeksikan permintaan minyak pada kuartal pertama tahun ini turun 435.000 barel per hari (bph) dibanding periode sama tahun lalu.

Kabar baiknya, pasokan minyak di Libya menurun sehingga penurunan harga minyak terbatas kemarin. Produksinya berhenti sejak 18 Januari karena pelabuhan dan ladang minyaknya diblokade.

Selain itu, stok minyak mentah Arab Saudi turun 11,8 juta barel pada Desember. Kedua data itu bisa menahan laju penurunan harga minyak. (Baca: Korban Tewas Virus Corona Tembus 2.005, Uji Coba Vaksin Butuh 18 Bulan)

Meski negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan Rusia mempertimbangkan pengurangan produksi minyak untuk mendorong harga, pasokan Amerika Serikat (AS) justru naik. Laporan EIA menunjukkan, produksi minyak AS diperkirakan naik 18 ribu barel per hari (bph) pada Maret hingga menyentuh rekor 9,18 juta barel per hari.

Belum lagi, pasar terus memantau dampak virus corona. "OPEC+ (termasuk Rusia) belum menunjukkan tanda-tanda bereaksi terhadap penurunan permintaan akibat virus corona dengan mengurangi produksi tambahan,” kata Analis Commerzbank Carsten Fritsch dikutip dari Reuters, Rabu (19/2).

Namun, pejabat senior kementerian energi Rusia mengatakan OPEC+ akan mengadakan pertemuan para Menteri di Wina pada 6 Maret nanti, sesuai rencana awal. Mereka akan mempertimbangkan rekomendasi untuk mengurangi pasokan hingga 600 ribu barel per hari.

OPEC juga telah meyakinkan Rusia untuk memangkas produksi minyak lebih dalam. (Baca: Pasar Waswas Dampak Ekonomi Wabah Corona, Harga Minyak Tergelincir)

Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...