IHSG Anjlok 2,6% Dihantui Dampak Wabah Corona, Terendah dalam 3 Tahun
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 2,63% ke level 5.539 pada perdagangan sesi pertama Kamis (27/2). Ini merupakan level terendah dalam nyaris tiga tahun bila dilihat dari data historis penutupan perdagangan.
Terjerumusnya indeks ini sejalan dengan koreksi yang dialami oleh mayoritas saham akibat sentimen negatif atas makin meluasnya penyebaran virus corona. Tercatat 331 saham mengalami penurunan, 85 saham stagnan, dan hanya 62 saham yang naik.
Investor asing membukukan penjualan bersih saham hampir setengah triliun di pasar reguler dan negosiasi. Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi yang paling banyak dilepas asing yaitu Rp 306,32 miliar.
Seluruh indeks sektoral turun, dengan koreksi terdalam dialami sektor finansial yaitu 3,99%. Saham-saham bank berkapitalisasi besar menjadi penyebab sektor ini terkapar sejauh perdagangan sesi pertama ini.
(Baca: Kasus Virus Corona Makin Merebak, Bursa Saham Global Rontok)
Saham BBRI anjlok 7,81% menjadi Rp 4.130 per saham. Sedangkan saham Bank Mandiri (BMRI) turun 4,58% menjadi Rp 7.300 per saham, Bank Negara Indonesia (BBNI) turun 4,11% menjadi Rp 7.000 per saham, dan Bank Central Asia (BBCA) turun 3,35% menjadi Rp 31.025 per saham.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai koreksi tajam IHSG disebabkan oleh wabah virus corona yang mulai berdampak terhadap perekonomian domestik. Pemerintah dan Bank Indonesia pun menyiapkan kebijakan untuk merespons hal itu, di antaranya dalam bentuk insentif fiskal.
(Baca: Harga Minyak Dunia Jatuh ke Level Terendah dalam Setahun)
Ia mengatakan, pemerintah akan membuat daftar sektor-sektor yang paling terpukul langsung akibat virus corona sehingga membebani laju pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020. Nico menilai, sektor pariwisata yang terdampak paling besar.
"Kami melihat, kebijakan insentif tersebut sebagai upaya pemerintah guna menjaga perekonomian dan daya beli masyarakat terbawah yang terbilang paling sensitif terhadap perlambatan ekonomi," kata Nico.
(Baca: Korban Virus Corona Terus Bertambah, 4 Negara Laporkan Kasus Pertama)
Senada, Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi juga menilai terperosoknya IHSG hari ini karena penyebaran virus corona di luar Tiongkok yang sangat pesat. Hal ini membuat investor khawatir virus ini dapat menjadi pandemi global.
"Investor masih menunggu data perkembangan wabah virus corona dan dampaknya terhadap beberapa ekonomi di belahan dunia," kata dia dalam riset tertulisnya.