Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Februari Turun jadi US$ 130 M
Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2020 mencapai US$ 130,4 miliar, turun US$ 1,3 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menjelaskan penurunan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Meski demikian, posisi cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Cadangan devisa tersebut juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujar Onny dalam keterangan resmi, Jumat (6/3).
(Baca: Membengkak, Utang Luar Negeri RI Akhir 2019 Tembus Rp 5.620 Triliun)
Ke depan, menurut dia, BI memandang cadangan devisa akan tetap memadai didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik.
Sebelumnya, BI mencatat utang luar negeri Indonesia pada akhir tahun lalu mencapai US$ 404,3 miliar atau sekitar Rp 5.619,78 triliun. Posisi utang tersebut tumbuh 7,7% dibandingkan Desember 2018 sebesar US$ 375,43 miliar.
Kenaikan utang luar negeri terutama didorong oleh utang pemerintah yang tumbuh 9,1% menjadi US$ 199,9 miliar. Pertumbuhan utang tersebut ditopang oleh arus masuk investasi nonresiden pada surat berharga negara domestik dan penerbitan dual currency global bonds dalam mata uang dolar dan euro.
(Baca: ADB Siap Kucurkan Utang Rp 38 Triliun ke Indonesia )
Sementara itu, total seluruh utang pemerintah hingga Januari 2019 mencapai Rp 4.817,55 triliun. Angka ini naik 0,8% dari posisi di Desember 2019, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.