Imbas Corona, Penumpang di Bandara AP II per Februari Turun 5%
PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II mencatat penurunan penumpang 4%-5% pada Februari 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya pergerakan pesawat di bandara-bandara yang dikelola perusahaan sebesar 6% akibat wabah virus corona.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, salah satu penyebab turunnya pergerakkan pesawat, dikarenakan adanya kebijakan penghentian sementara rute penerbangan maskapai dari dan menuju Tiongkok.
Trafik penumpang kian menyusut setelah pemerintah Arab Saudi menghentikan sementara ibadah umrah dan perjalanan wisata ke negaranya pada 27 Februari 2020. “Kami sudah melakukan hal ini sampai dengan saat ini, proses masih berjalan,” kata Awaluddin di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3).
(Baca: Cegah Corona, Kemenlu Larang Pendatang dari Iran, Italia, dan Korsel)
Dia pun memperkirakan penurunan penumpang dan pergerakan penerbangan berpotensi semakin bertambah. Hal ini dikarenakan pemerintah telah menutup penerbangan dari dan ke sejumlah kota di Korea Selatan, Iran, dan Italia sejak awal Maret 2020.
Menurutnya, ada 1110 penerbangan yang diperkirakan terdampak atas kebijakan tersebut. “Ini akan kurang lebih berdampak cukup signifikan terhadap penurunan pergerakan penumpang internasional yang kami perkirakan khusus utk Maret 2020 saja kurang lebih sekitar 9%,” kata Awaluddin.
Dari sejumlah bandara yang dikelola AP II, Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten yang paling terdampak besar. Alasannya, bandara tersebut yang paling sibuk melayani penerbangan rute internasional.
Adapun komposisi penerbangan domestik di Bandara Soekarno-Harta sebesar 75%. Sedangkan penerbangan domestik di bandara tersebut mencapai 25%.
“Kurang lebih setiap hari pergerakan penumpang mendekati angka 200 ribu penumpang dan kurang lebih hampir 1200 penerbangan,” kata dia.
(Baca: Obral Tiket Pesawat Imbas Corona, Jakarta-Yogyakarta Mulai Rp 300 Ribu)
Penurunan jumlah penumpang dan pergerakan pesawat itu bakal mempengaruhi nilai pendapatan AP II. Kendati demikian, dia belum bisa merinci berapa kerugian yang diderita perusahaan.
Untuk mengantisipasi penurunan pendapatan, perseroan bakal mencari sumber alternatif dari bisnis non-penerbangan. “Komitmen untuk menggantinya atau mencari alternatif revenue dari kondisi yang seperti sekarang ini memang akan sangat kita lakukan maksimal,” kata Awaluddin.