Menteri hingga Bintang Hollywood Tom Hanks Positif Corona
Sejumlah tokoh publik positif terjangkit virus corona, dari mulai menteri hingga selebriti. Aktor senior hollywood Tom Hanks mengumumkan dirinya diisolasi karena terinfeksi virus corona, setelah sebelumnya pejabat tinggi negara di Iran dan Inggris terkonfirmasi mengalami hal yang sama.
Hanks dan istrinya, aktris sekaligus penyanyi Rita Wilson, terdeteksi positif corona di Australia. Aktor yang memenangkan Golden Globe lewat perannya di “Cast Away” – film tentang orang yang terdampar sendirian di pulau dan harus bertahan hidup -- mengabarkan kondisinya melalui Instagram pribadinya @tomhanks pada Kamis, 12 Maret 2020.
Ia menjelaskan bahwa dirinya dan Rita tengah berada di Australia dan merasa tidak sehat. “Kami merasa sedikit lelah, seperti tengah demam, dan gatal di beberapa bagian tubuh. Rita mengalami panas dingin yang datang dan pergi. Batuk ringan juga,” tulis dia dalam keterangan foto plastik dan sarung tangan yang diunggahnya di Instagram.
(Baca: Khawatir Pandemi Covid-19, Trump Batasi Perjalanan Dari Eropa Masuk AS)
Hanks menyatakan dirinya dan Rita menjalani tes infeksi corona dan dinyatakan positif. “Kami akan dites, diobservasi, dan diisolasi dalam jangka waktu sesuai ketentuan kesehatan dan keamanan,” demikian tertulis.
Berdasarkan keterangan Warner Bros, Hanks tengah berada di Australia untuk pra produksi film tentang penyanyi Elvis Presley. Dalam film tersebut, Hanks berperan sebagai Manajer Elvis, Colonel Tom Parker.
Beberapa selebriti asal Korea Selatan yang menghadiri Milan Fashion Week, seperti Park Min-Young, Han Ye Seul, Minhyun NU’EST, dan Kim Chungha, juga sempat dikhawatirkan terinfeksi virus corona. Namun, hasil tes negatif. Kekhawatiran tersebut mencuat seiring lonjakan kasus infeksi corona di Italia.
Meski begitu, Kim Chung Ha dikabarkan mengarantina dirinya lantaran salah satu stafnya positif terinfeksi corona.
Tom Hanks dan istrinya menambah panjang deretan tokoh publik yang terjangkit corona. Menteri Kesehatan Inggris Nadine Dorries mengonfirmasi bahwa dirinya didiagnosis terinfeksi corona, kemarin.
(Baca: Presiden Donald Trump Pastikan Tak Alami Gejala Corona)
Belum diketahui di mana Dorris kemungkinan terjangkit corona. Dorries dilaporkan menghadiri beragam agenda dari mulai rapat hingga peringatan hari perempuan internasional, dalam beberapa hari belakangan.
Dikutip dari BBC, Kementerian Kesehatan Inggris menyatakan para menteri termasuk Perdana Menteri Johnson Borris tidak perlu dites. Otoritas setempat telah mengukur risiko dari orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan Dorries. Hanya orang-orang yang menunjukkan gejala yang perlu melakukan isolasi diri.
Kasus Dorries muncul di tengah bergulirnya rencana penutupan parlemen Inggris hingga lima bulan untuk mengantisipasi penyebaran corona. Business Insider memberitakan, penutupan jadi pertimbangan lantaran para anggota parlemen secara reguler melakukan perjalanan dari daerah pemilihannya ke kantor parlemen, dan berisiko menjadi “superspreader” dari virus tersebut.
Sebelum kasus Dorris, Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebteker dan Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi duluan terdeteksi positif virus corona.
Video Iraj yang menunjukkan gejala tak sehat saat konferensi pers jadi pemberitaan di berbagai media. Konferensi pers tersebut berlangsung dua hari sebelum Iraj mengumumkan bahwa dirinya positif corona.
Dalam video tersebut, Iraj yang berdiri mendampingi Menteri Kerja Sama, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Sosial Ali Rabiei tampak beberapa kali mengusap keringat di wajahnya dengan sapu tangan/tisu. Konferensi pers tersebut membantah informasi bahwa jumlah korban corona lebih banyak dari laporan pemerintah.
Situasi Pandemi dan Tingkat Kematian Imbas Corona
Hingga kini, infeksi virus corona telah terdeteksi di 113 negara/teritorial, dengan total korban mencapai lebih dari 126 ribu orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menetapkan situasi pandemi lantaran virus telah menyebar ke berbagai wilayah yang jauh dari pusat wabah.
Jumlah kasus corona melonjak drastis di sejumlah negara, di luar Tiongkok. Berdasarkan data John Hopkins, jumlah orang yang terkonfirmasi terjangkit corona di Italia kini telah melebihi 12 ribu orang, di bawah Tiongkok yang sebanyak 80 ribuan orang. Di posisi ketiga terbanyak yaitu Iran 9.000 orang, selanjutnya Korea Selatan 7.800-an orang dan Prancis 2.200-an orang.
WHO menyatakan kasus corona di luar Tiongkok telah meningkat 13 kali lipat dalam dua pekan terakhir. Organisasi kesehatan di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa ini memprediksi jumlah kasus, angka kematian dan negara terdampak akan semakin banyak.
Meski begitu, jumlah orang yang terdata pulih dari virus corona juga cukup tinggi. Sejauh ini, dari 126 ribuan orang yang terinfeksi corona, sebanyak 68 ribuan di antaranya pulih, sedangkan 4.637 di antaranya meninggal dunia. Ini artinya, persentase orang yang pulih mencapai 54%, sedangkan persentase kematian 3,67%.
Dari lima besar negara dengan temuan infeksi virus corona terbanyak, tingkat kematian terbesar yakni Italia 6,64%, diikuti Iran 3,93%, Tiongkok 3,78%, Prancis 2,1%, dan Korea Selatan 0,84%.
WHO menyatakan virus corona menginfeksi orang dari berbagai usia. Namun, sejauh ini, data menunjukkan dua kelompok paling berisiko terinfeksi corona yaitu orang berusia lanjut dan orang dengan penyakit lainnya seperti jantung, diabetes, penyakit pernafasan kronis, dan kanker.
“Risiko pada orang yang mengalami penyakit berat meningkat secara gradual dengan usia mulai dari kisaran 40 tahun. Sangat penting bagi orang dewasa di rentang usia ini untuk memproteksi diri, dengan demikian juga memproteksi orang lain yang mungkin lebih rentan,” demikian tertulis dalam laporan harian WHO tentang kasus corona.