Ramai Penggalangan Donasi Corona, Ini Tip Agar Tak Salah Sasaran
Pandemi virus Corona masih berlangsung. Menurut data John Hopkins University and Medicine, per 23 Maret 2020, sebanyak 351.731 orang terkonfirmasi positif Corona di 167 negara. Total korban meninggal di seluruh negara tersebut 15.375 orang. Sementara yang berhasil sembuh 100.430 pasien.
Negara dengan angka kematian terbanyak akibat virus bernama resmi Covid-19 ini adalah Italia, yakni 5.476 orang. Angka ini lebih banyak dari Tiongkok (3.153 orang) dan Spanyol (2.206 orang). Di Indonesia 49 orang telah meninggal dari total 579 orang yang positif mengidap penyakit Corona.
Kematian dan jumlah korban yang terus meningkat membuat masyarakat ramai-ramai bersolidaritas, termasuk di Indonesia. Salah satunya melalui penggalangan donasi secara online melalui situs Kitabisa.com, sebuah situs donasi nomor tiga dari tujuh situs pilihan milenial berdasarkan data IDN Research Institute pada 2019.
Di situs Kitabisa.com berbagai pihak mengampanyekan penggalangan donasi, mulai dari Lembaga seperti Lazis Muhammadiyah sampai Cathy Sharon.
Penggalangan donasi Lazis Muhammadiyah yang mengambil judul Patungan Mulai 10 ribu, Bersatu Hadang Corona, berdasarkan informasi di laman Kitabisa.com, telah mendapatkan Rp 276,9juta dari 2.682 donatur daring. Penggalangan milik Cathy Sharon yang berjudul Sarung Tangan Untuk Corona berhasil mengumpulkan dana Rp 746,4 juta dari 3.805 donatur daring.
(Baca: Kolaborasi Kadin dan Tzu Chi Kembali Salurkan Donasi Penanganan Corona)
Angka donasi di dua penggalangan tersebut masih berpeluang bertambah, mengingat masa donasinya masih panjang. Masih tersisa 84 hari untuk penggalangan milik Lazis Muhammadiyah dan 22 hari milik Cathy Sharon.
Banyaknya angka donasi tak lepas dari status Indonesia sebagai salah satu dari 10 negara paling dermawan di dunia pada 2016 menurut Charities Aid Foundation dengan indeks kedermawanan mencapai 56%. Daftar 10 negara paling dermawan di dunia bisa dilihat dalam Databoks di bawah ini:
Namun, kata Editor The Chronicle of Philanthropy Stacy Palmer yang dimuat NRP.org, kedermawanan melalui donasi untuk membantu pengentasan Corona bisa tak efektif bila salah sasaran. Apalagi ia mengatakan pandemi Corona masih akan berlangsung panjanng, sehingga membutuhkan strategi jitu bagi masyarakat untuk berdonasi. Stacy memiliki dua tips agar donasi tak salah sasaran:
Memikirkan Donasi Untuk yang Dekat
Stacy mengatakan, pandemi Corona telah menciptakan permasalahan yang kompleks. Bukan sekadar membuat orang jatuh sakit dan membutuhkan perawatan bahkan meninggal dunia. Melainkan juga sikap masyarakat untuk tinggal di rumah guna menghindari penyebaran Corona telah membuat kondisi ekonomi memburuk. Banyak orang tak bisa berangkat kerja dan tak mendapatkan penghasilan. Sangat mungkin mereka tinggal di sekitar kita.
Maka, Stacy menyarankan agar orang-orang memikirkan komunitas terdekat dalam memberi donasi. Tetangga, kawan, keluarga, dan kerabat lebih baik didahulukan. Karena menurutnya seseorang sudah pasti mengetahui kebutuhan orang-orang di sekitarnya atau setidaknya tidak kesulitan menanyakan kebutuhannya.
Hal ini, kata Stacy, akan membuat bantuan tersebut terasa nyata ketimbang melakukan donasi melalui saluran online atau lembaga amal yang memakan waktu dalam penyalurannya. Sedangkan, menurutnya, dalam menghadapi pandemi Corona bantuan yang cepat dan nyata sangat dibutuhkan.
Lebih Waspada Memilih Penyalur Donasi
Tip kedua dari Stacy adalah agar waspada dalam memilih penyalur bantuan, terutama bila dilakukan melalui situs penggalangan donasi online terbuka. Menurutnya, dalam kondisi seperti ini akan banyak sekali pihak yang membuka penggalangan dana. Di antara mereka mungkin saja terdapat yang abal-abal. Jangan sampai bantuan tak sampai ke tangan yang membutuhkan karena salah memilih lembaga penyalur donasi, katanya.
Hal yang bisa dilakukan, kata Stacy, adalah memverifikasi latar belakang lembaga atau personal penyalur donasi. Jika lembaga atau personal mempublikasikan penggalangan dananya di situs penggalangan dana daring terbuka, maka baca dengan cermat profilnya dan periksa status keabsahannya di tempat lain seperti di mesin pencari. Apabila hasil di mesin pencari tak menunjukkan keabsahan lembaga atau personal penggalang dana tersebut, seperti tak memiliki situs resmi atau bukan tokoh publik bagi personal, maka jangan lakukan donasi.
(Baca: Resesi Ekonomi yang Lazim Mengiringi Pandemi Besar di Dunia)
Selain itu, kata Stacy, jangan mudah terpancing dengan ajakan donasi berskala kecil. Seperti gerakan menyumbang US$ 10 atau 15. Menurutnya, jika seseorang memiliki uang sebesar itu di kantongnya, lebih baik langsung mendonasikannya ke orang terdekatnya yang membutuhkan. Maka, bantuan tersebut akan langsung bermanfaat.
Meskipun begitu, Stacy menyatakan jangan ragu berdonasi untuk bersolidaritas melawan pandemi Corona. Yang dibutuhkan hanyalah lebih bijak dalam berdonasi agar tak salah alamat.
Pendapat Stacy senada dengan Kontributor Senior Forbes, Kelly Philips ERB dalam artikelnya di Forbes yang menyarankan para calon donatur selalu memeriksa keabsahan lembaga atau personal penggalang dana. Ia menyarankan membuka situs Charity Navigator yang menurutnya telah memiliki topik khusus terkait donasi pandemi Corona.