Operator Bus Terpukul Dampak Corona, Okupansi Penumpang Hanya 20%

Image title
31 Maret 2020, 13:29
Ilustrasi, bus Terminal Kampung Rambutan. Perusahaan operator bus mengalami penurunan okupansi, hingga 20% imbas pandemi corona.
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Ilustrasi, bus Terminal Kampung Rambutan. Perusahaan operator bus mengalami penurunan okupansi, hingga 20% imbas pandemi corona.

Pandemi corona yang tak juga mereda memukul kinerja perusahaan transportasi darat, salah satunya bus. Perusahaan operator bus, kini hanya mampu mendapatkan pesanan perjalanan atau okupansi hanya 20%.

Direktur Utama PT SAN Putra Sejahtera Kurnia Lesani Adnan menjelaskan, saat pertama kali status kondisi luar biasa ditetapkan di beberapa daerah memang terjadi kenaikan okupansi. Namun, hal itu hanya berlangsung beberapa hari, setelah itu hingga sekarang tingkat okupansi terus menurun.

"Rata-rata okupansi itu 20% dan bus yang beroperasi itu tinggal 30% dari kapasitas semula, jadi penumpang memang semakin habis," kata Kurnia kepada Katadata.co.id, Selasa (31/3).

Menurut Kurnia, saat ini perusahaan hanya mendapatkan permintaan untuk melayani rute DKI Jakarta menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara, rute menuju Sumatera dan beberapa pulau lainnya sudah tidak ada permintaan.

Selain itu, biasanya dalam sehari perusahaannya mampu memberangkatkan sebanyak  20-25 unit bus. Namun, saat ini hanya mampu mengoperasikan maksimal tujuh unit. Kendati demikian, minimnya pendapatan hingga saat ini belum menyebabkan adanya pemutusan hak kerja (PHK) karyawan.

(Baca: Omzet Perusahaan Angkutan Darat Turun Hingga 85% Imbas Corona)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...