Beda Strategi Shopee dan Tokopedia Sambut Ramadan di Tengah Pandemi
Hanya dua pekan menjelang Ramadan, beberapa e-commerce telah menyiapkan berbagai program promosi. Lalu, apakah kebiasaan itu berubah saat tahun ini bulan suci datang di tengah pandemi?
Virus corona di Indonesia pertama kali terdeteksi di Indonesia pada Maret 2020 lalu. Beberapa ahli memprediksi wabah Covid-19 akan bertahan hingga beberapa bulan ke depan, termasuk saat Ramadan dan Lebaran.
Bagaimana virus corona dan seruan untuk tetap di rumah akan mengubah pola konsumsi masyarakat yang biasanya cenderung meningkat saat mempersiapkan hari raya? Bagaimana pula toko-toko online akan beradaptasi?
Shopee tetap meluncurkan program Big Ramadhan Sale. Untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi, tagline yang dipilih adalah #ShopeeDariRumah.
Pada Ramadan kali ini, Shopee menawarkan tiga promosi. Pertama, bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR) total Rp 10 miliar melalui fitur gim Shopee Tanam. Kedua, gratis ongkos kirim. Ketiga, Pasti Diskon 50% untuk barang-barang tertentu. Kampanye Big Ramadhan Sale Shopee berlangsung sejak 6 April hingga 25 Mei 2020.
(Baca: Efek Corona, 4 Produk Ini Lebih Diminati Ketimbang Baju Jelang Ramadan)
Perusahaan e-commerce asal Singapura itu optimistis penjualan akan tetap tinggi selama Ramadan. Shopee bahkan menargetkan transaksi akan melonjak tiga digit saat Ramadan nanti. "Tentunya, tahun ini kami menargetkan lebih tinggi dibanding tahun lalu,” kata Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja saat konferensi pers, Rabu (8/4). Pada Ramadan tahun lalu, transaksi di platform Shopee meningkat 300% dibanding periode yang sama pada 2018.
Jika biasanya produk yang paling diminati selama Ramadan hingga Lebaran yakni busana muslim, fashion wanita, dan kecantikan. Handhika memperkirakan, trennya sedikit berubah pada tahun ini.
Bahan pokok, kebutuhan sehari-hari, sabun cuci tangan, dan peralatann medis seperti masker dan sarung tangan diprediksi tetap diminati hingga Lebaran.
Berbeda dengan Shopee, Tokopedia melakukan perubahan besar-besaran terkait program promo Ramadan yang telah direncanakannya. Sejak 2018, Ramadan Ekstra telah menjadi tradisi belanja terbesar dari Tokopedia, namun di tengah pandemi COVID-19, Tokopedia mengumumkan penyesuaian kampanye.
(Baca: PSBB Berlaku, Tokopedia hingga Bukalapak Antisipasi Lonjakan Transaksi)
“Walau telah melalui persiapan berbulan-bulan, kami memutuskan selebrasi tidak akan menjadi fokus di Ramadan tahun ini,” kata CEO dan Founder Tokopedia William Tanuwijaya dalam siaran pers, Selasa (7/4).
William menyatakan, Tokopedia akan fokus membantu upaya pemerintah dalam menanggulangi persebaran Covid-19. “Kami berkomitmen memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan tanpa harus ke luar rumah, menjaga kelangsungan bisnis para penjual, sekaligus turut mendorong pemulihan ekonomi Indonesia, lewat kampanye #JagaEkonomiIndonesia,” ujarnya.
Terdapat tiga prioritas dalam kampanye terbaru dari Tokopedia kali ini. Pertama, memastikan masyarakat dapat memenuhi berbagai kebutuhan dari rumah. Kepastian yang dimaksud meliputi ketersediaan produk, harga terjaga dan kemudahan pengiriman lewat peningkatan layanan bersama para mitra logistik dan fitur Bebas Ongkir.
Prioritas kedua adalah menjaga perputaran roda ekonomi Indonesia dengan memastikan para penjual dapat terus berbisnis melalui Tokopedia, juga memastikan mereka yang baru memulai bisnis daring bisa mendapatkan kemudahan.
(Baca: Tokopedia, Bukalapak & Blibli Janji Blokir Akun yang Jual Mahal Masker)
Sebagai upaya membantu pemerintah, prioritas ketiga Tokopedia adalah ikut mendorong pemulihan ekonomi yang tengah melambat karena pandemi. Sebagai ekosistem besar yang mencakup transaksi dari berbagai industri lewat kemitraan, Tokopedia berharap kampanye ini dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi negeri.
Kampanye terbaru Tokopedia akan berlangsung dalam tiga tahapan, mulai dari bulan April sampai dengan akhir Juli 2020. “Tokopedia menyampaikan apresiasi kepada para mitra yang telah mendukung kampanye ini dan mengajak seluruh masyarakat menyatukan semangat dan upaya dalam menanggulangi pandemi Covid-19,” tutur William.