Perhimpunan Dokter Sebut RS Rujukan Minim Fasilitas dan APD

Image title
11 April 2020, 20:05
perhimpunan dokter, rumah sakit rujukan, alat pelindung diri, virus corona, pandemi corona, covid 19
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Seorang dokter berdiri di dalam salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) menilai fasilitas kesehatan yang ada untuk menangani pasien Covid-19 masih sangat kurang.

Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) mendesak pemerintah untuk meningkatkan semua sarana dan prasarana kesehatan guna mencegah bertambahnya jumlah korban virus corona atau Covid-19.

Pasalnya, hingga saat ini rumah sakit rujukan masih minim fasilitas, serta alat pelindung diri (APD) yang dibutuhkan tenaga medis jumlahnya masih kurang.

Ketua Umum PDUI Abraham Andi Padlan Patarai meminta pemerintah melakukan tes antigen virus corona terhadap sebanyak-banyaknya warga Indonesia. Setelah hasil keluar, seluruh orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona untuk ditangani sesuai dengan standar kesehatan yang ada.

"Siapkan sebanyak-banyaknya rumah sakit sehingga tidak akan ada satu orang pun yang kesulitan mencari rumah sakit sehingga terkapar tak terobati," kata dia melalui siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Sabtu (11/4).

(Baca: Penanganan Sesuai Prosedur, Warga Diminta Tak Tolak Jenazah Covid-19)

Menurut dia, upaya yang dilakukan pemerintah saat ini terkesan lamban. Beberapa rumah sakit tak siap menampung ledakan pasien. Hal ini diperburuk dengan minimnya ketersediaan APD bagi tenaga medis. Padahal, risiko tenaga medis dalam menangani pasien virus corona sangat tinggi.

Akibatnya, berdasarkan catatan PDUI per 10 April 2020, tingkat kematian pasien virus corona di Tanah Air mencapai 8,0%. Sementara itu, tingkat kesembuhannya berbeda tipis di angka 8,7%.  

"Jumlah kasus konfirmasi baru jauh melampaui jumlah yang dinyatakan sembuh, bahkan jumlah pasien yang meninggal melebihi pasien yang sembuh. Itu pun dari angka kasus konfirmasi, belum terhitung dari kasus yang meninggal dari kasus PDP," kata dia.

Lebih lanjut, Abraham menjelaskan APD yang telah dijanjikan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebanyak 4,7 juta masker untuk disebar di seluruh pelosok negeri pada 31 Maret 2020 hanya isapan jempol belaka. Janji tersebut tak terealisasi hingga saat ini. "Belakangan diakui belum ada BUMN yang produksi APD," kata dia.

(Baca: Warga Belum Patuh, Positif Corona di RI Tambah 330 jadi 3.842 Kasus)

Adapun kasus positif virus corona di seluruh Indonesia jumlahnya terus bertambah. Hingga Sabtu (11/4) total ada 3.842 kasus positif corona di negeri ini, bertambah 330 orang dibandingkan sehari sebelumnnya.

Sebagai tambahan informasi, sejak 24 Maret 2020 kasus baru Corona di Indonesia bertambah lebih dari 100 orang per hari. Kemarin (10/4) penambahan pasien Corona menembus angka 219 orang.

"Update kasus berdasarkan pemeriksaan positif real time PCR yang digunakan sebagai standar dunia untuk merawat pasien dan menelusuri kontak untuk isolasi pada tanggal 11 April 2020 telah menemukan 330 kasus baru sehingga total menjadai 3.842," kata Juru Bicara Penanganan Nasional Covid-19, Achmad Yurianto saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Sabtu (11/4).

Dari jumlah tersebut ada penambahan pasien sembuh sebanyak empat orang menjadi total sebanyak 286 orang. Sementara 21 orang diantaranya meninggal dunia sehingga total korban 327 orang.

(Video: Data Terbaru Kasus Corona di Indonesia per 11 April 2020)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...