Efek Corona, 1,5 Juta Pekerja Tekstil Terancam PHK
Upaya industri tekstil untuk menyelamatkan bisnis dengan memproduksi alat pelindung diri (APD), ternyata tak terlalu berpengaruh dari sisi ketenagakerjaan.
Pasalnya, diversifikasi produksi APD tersebut, hanya mampu menyerap 3% dari total tenaga kerja yang bekerja pada sektor industri tekstil dan produk tekstil.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil Rakhman memperkirakan, jumlah karyawan yang dirumahkan mencapai 1,5 juta orang. Dari jumlah tersebut, 50% berasal dari perusahaan yang berada di Jawa Barat.
"Hampir di seluruh Indonesia merata. Jawa Tengah kemarin laporan juga sudah banyak yang dirumahkan, menyusul kemudian Yogyakarta, Jawa Timur, Sidoarjo, Jawa Barat dan Tangerang sudah mulai beberapa perusahaan merumahkan karyawan," kata Rizal kepada Katadata.co.id, Selasa (21/4).
Menurutnya, kondisi industri tekstil saat ini sangat mengkhawatirkan akibat minimnya penjualan. Sementara, beban biaya operasional seperti gaji karyawan, biaya listrik dan air di pabrik terus berjalan tanpa adanya keringanan.
Oleh karena itu, API mendesak pemerintah untuk segera memberikan stimulus bagi industri tekstil yang merupakan salah satu industri padat karya. Beberapa stimulus yang diminta yakni pengurangan biaya listrik dan air, serta penundaan cicilan kepada perbankan selama enam bulan ke depan.
(Baca: Banyak Industri Terdampak Corona, Otomotif dan Tekstil Paling Berat)