Atasi Defisit Gula, Pemerintah Andalkan Impor & Alihkan Gula Rafinasi
Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) Indonesia dihadapkan masalah terkait defisit gula pasir di 30 provinsi. Padahal, kebutuhan gula pasir di Indonesia tercatat mencapai 320 ribu ton sepanjang Maret-April 2020.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemerintah menyadari adanya masalah defisit ini dan telah menyiapkan sejumlah langah untuk mengatasinya. Salah satu strategi pemerintah adalah memerintahkan Perum Bulog membeli 51.300 ton gula pasir untuk mengamankan pasokan.
"Rinciannya, 21 ribu ton gula pasir berasal dari impor, sementara sekitar 29 ribu berasal dari pabrik gula dalam negeri," kata Airlangga usai rapat terbatas melalui video conference, Selasa (28/4).
Pemerintah juga mengalihkan gula rafinasi sebanyak 191.762 ton untuk konsumsi domestik. Hanya saja, langkah ini tidak bisa dilakukan segera, karena ada persoalan pengemasan ulang dan izin edar atas pengalihan gula rafinasi tersebut.
Alhasil, baru 182.762 ton gula rafinasi yang masuk ke pasar saat ini, sementara gula rafinasi yang masih di pabrik dan diharapkan ada pengolahan di bulan Maret 2020 sebanyak 42.072 ton.
(Baca: Jokowi Catat Sejumlah Daerah Defisit Bahan Pokok, Terbesar Gula Pasir)