OPEC+ Mulai Pangkas Produksi Hari Ini, Harga Minyak US$ 25,27/Barel
Harga minyak dunia melonjak pada akhir perdagangan Kamis (30/4) dan memperpanjang kenaikan sesi sebelumnya. Hal ini didukung peningkatan rendah persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) dari perkiraan sebelumnya. Begitupun karena dimulainya pengurangan produksi guna mengimbangi penurunan permintaan bahan bakar akibat pandemi virus corona.
Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni pada Jumat (1/5) pagi mencatatkan peningkatan sebesar US$ 3,78 atau 25,1% menjadi US$ 18,84 per barel di New York Mercantile Exchange, menyusul kenaikan 22% pada sesi sebelumnya.
Lalu minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni naik US$ 2,73 atau 12,11% menjadi US$ 25,27 per barel di London ICE Futures Exchange. Sehari sebelumnya, kontrak Brent untuk Juni menguat lebih dari 10 persen.
(Baca: Peningkatan Stok di AS Melambat, Harga Minyak Naik Lebih 10%)
Kepala Stratetgi Pasar di AxiCorp Stephen Innes menyatakan kepada Reuters, ini adalah pekan kedua berturut-turut persediaan dan permintaan produk di pasa AS menunjukkan angka terbawah.
Sementara data Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah naik 9 juta barel pekan lalu menjadi 527,6 juta barel, lebih rendah dari perkiraan analis untuk kenaikan 10,6 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.
Faktor pendukung penting lainnya adalah resminya kesepakatan pengurangan produksi antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen utama lainnya seperti Rusia atau dikenal sebagai OPEC+ untuk mengimbangi penurunan permintaan.
"Kuota OPEC+ akan diluncurkan hari ini, menunjukkan kondisi pasokan jangka pendek cenderung memuncak," kata Innes.
Kesepakatan OPEC+ adalah mengurarngi produksi hampir 10 juta barel per hari (bph) yang menjadi tingkat rekor selama ini. Meskipun begitu, lebih kurang 30 juta barel per hari permintaan minyak telah hilang di tengah pandemi virus corona karena sebagian besar populasi dunia masih dalam pembatasan ekonomi dan sosial.
(Baca: Laba Pertamina EP di Kuartal I 2020 Naik Meski Harga Minyak Turun)
Sebelumnya, permintaan minyak mentah dunia memang telah anjlok hingga 30% akibat pandemi corona. Sementara permintaan bensin selama empat pekan terakhir turun sebesar 44% dari tahun sebelumnya. Permintaan bahan bakar secara keseluruhan merosot 28% dalam empat pekan terakhir.
Oleh karena itu, produsen minyak dunia mulai mengurangi prdouksi minyak. Konsultan Rystad Energy memproyeksi AS mengurangi produksi minyak mentah serpih (shale oil) hingga 300 ribu barel per hari untuk periode Mei dan Juni 2020 yang bisa memperlambat aliran ke tangki penyimpanan.