APBD-nya Terbesar, Mengapa DKI Jakarta Tak Ada Dana Lagi untuk Bansos?

Sorta Tobing
8 Mei 2020, 15:42
bansos, anies baswedan, sri mulyani, dki tidak ada uang untuk bansos, apbd dki 2020
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Ilustrasi paket bantuan sosial. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini tak mampu menyalurkan bantuan sosial bagi 1,1 juta warganya terdampak pandemi corona lantaran tak memiliki dana.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak mampu menyalurkan bantuan sosial bagi 1,1 juta warganya terdampak pandemi corona lantaran tak memiliki dana. Pemerintah pusat terpaksa turun tangan mengambil alih tanggung jawab itu.

“Kemarin kami dapat laporan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, DKI yang tadinya cover 1,1 juta warga tidak ada anggaran lagi,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat dengan Komisi XI DPR melalui konferensi video pada Rabu lalu (6/5).

Pemerintah pusat akan menyalurkan bansos untuk 1,1 juta orang itu plus sisa 3,6 juta warga Jakarta yang belum mendapatkannya. Dengan begitu maka terdapat kebutuhan tambahan anggaran. “Jadi, saat ini sedang dilakukan alokasi besar-besaran,” ucapnya.

(Baca: Sri Mulyani Ungkap Pemprov Jakarta Tak Punya Lagi Dana untuk Bansos)

Kesulitan keuangan mulai dirasakan oleh pemerintah provinsi ibu kota. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun ini turun 53% terimbas pandemi Covid-19.

Melansir dari Kompas.com, APBD yang nilai awalnya Rp 87,95 triliun itu akan terpangkas lebih separuhnya. Kegiatan ekonomi yang melemah membuat penerimaan pajak yang menjadi pendapatan utama Jakarta ikut anjlok.

Namun, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dana untuk penanganan virus corona sebesar Rp 5 triliun. Angkanya naik dari sebelumnya yang hanya Rp 3 triliun. Anggaran ini untuk tiga sektor, yaitu penanganan kesehatan, dampak ekonomi, dan jaring pengaman sosial, termasuk bansos.

"Pemprov DKI Jakarta telah menyediakan anggaran dalam bentuk belanja tidak terduga sebesar Rp 5,032 triliun dalam rangka penanganan Covid-19," kata Anies dalam keterangan pers kemarin, dikutip dari Liputan6.com

Untuk bansos, pemprov telah menyediakannya untuk tahap pertama. Sebanyak 1,2 juta paket sembako telah tersalurkan. Anies sempat menyebut hanya 1,6% yang tidak tepat sasaran. Untuk pendistribusian tahap kedua, masih dalam proses pendataan yang dilakukan oleh unsur RT dan RW.

(Baca: Positif Corona di DKI Jakarta Bertambah 66 Kasus jadi 4.775 Orang)

Pemasukan Seret, APBD DKI Jakarta Diperkirakan Defisit Rp 4 Triliun

Salah satu penyebab DKI Jakarta kesulitan keuangan karena pemerintah pusat masih memiliki utang kepada pemprov dalam wujuh dana bagi hasil (DBH). Awalnya, dana perimbangan ini Rp 6 triliun, lalu turun Rp 5,2 triliun. Kementerian Keuangan akhirnya menyanggupi jadi Rp 2,6 triliun.

“Kalau pemerintah pusat memenuhi dana perimbangan DKI Jakarta sesuai target dan on-time, saya rasa enggak akan kesulitan (penyaluran dana bansos),” kata Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono kepada CNNIndonesia.com.

Keuangan DKI Jakarta saat ini hanya cukup untuk menggaji aparatur sipil negara (ASN), serta bansos. Di sisi lain, pemasukannya pun seret. Pemprov tidak bisa menerbitkan pinjaman daerah dan pendapatan asli daerah (PAD) juga turun dampak dari pandemi Covid-19.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...