Ahli Epidemiologi Peringatkan Risiko Tinggi Mal dan Sekolah Buka Juni

Rizky Alika
11 Mei 2020, 13:20
corona, pandemi corona, epidemiolog, mal dibuka, sekolah dibuka
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menyemprot cairan disinfektan pada gerai di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2020).

Pemerintah membuat skenario akan membuka kembali fasilitas umum, seperti mal atau pusat perbelanjaan pada 8 Juni dan sekolah pada 15 Juni. Ahli epidemiolog menilai belum saatnya pemerintah membuka aktivitas publik karena masih tingginya risiko penularan virus corona atau Covid-19 di Indonesia.

Epidemiolog dari Universitas Padjajaran Bandung Panji Fortuna Hadisoemarto mengatakan, setiap satu kasus Covid-19 yang aktif dapat menjadi sumber penularan.

"Ibaratnya, orang yang menularkan Covid-19 seperti api, sedangkan orang yang rentan seperti bensin. Saat ini api dan bensinnya masih banyak. Jadi tidak bisa membuka aktivitas ekonomi," kata Panji dalam sebuah webinar LaporCovid19, Senin (11/5).

(Baca: Skenario Mal Dibuka Juni, Pengusaha Siapkan Protokol Kesehatan Ketat)

Panji mengatakan aktivitas sosial dan ekonomi bisa dibuka dengan aman bila kasus positif Covid-19 sudah menurun. Sebagai gambaran, Institute of Health Metrics and Evaluation (IHME) menyebutkan Amerika Serikat dapat kembali membuka aktivitas masyarakat bila setiap negara bagian memiliki 1 kasus aktif covid-19 per 1 juta penduduk.

Berkaca dari IHME, Panji menilai aktivitas masyarakat di DKI Jakarta dapat dibuka bila jumlah kasus aktif Covid-19 hanya sebanyak 10 kasus. Meski begitu, pemerintah perlu mempertimbangkan faktor lainnya seperti rasio tes Covid-19 yang rendah serta kasus Orang Tanpa Gejala (OTG). "Jadi sangat berisiko untuk kembali ke aktivitas normal," ujar dia.

(Baca juga: Warganet Soroti Kerumunan Penutupan McDonald's Sarinah di Tengah PSBB)

Ia pun menilai semakin aktivitas masyarakat dibuka, pengawasan harus semakin ketat. Sebab, pendeteksian kasus perlu sedini mungkin untuk menekan penularan virus corona.



Koalisi Warga untuk LaporCovid19 Irma Hidayana mengatakan, pihaknya masih menemukan kenaikan jumlah kasus dan kematian akibat corona. Ia pun mengatakan, LaporCovid19 rutin memasukkan data besaran sebaran serta magnitudo COVID-19 secara harian.

"Atas relaksasi wacana pelonggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kami sangat sedih karena kami melihat angka kasus masih terus naik," kata dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...