Investor Asing Obral Saham BRI & Dua Bank Besar Lain, IHSG Turun 0,75%
Indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 0,75% ke level 4.554,35 pada penutupan perdagangan Rabu (13/5). Koreksi indeks diwarnai larinya modal asing dari bursa karena investor asing yang semakin berhati-hati terhadap dampak pandemi corona di Indonesia.
Adapun investor asing melakukan penjualan saham nilai bersih (net sell) Rp 774,35 miliar di seluruh pasar, yakni Rp 796,88 miliar di pasar reguler, sedangkan di pasar negosiasi dan tunai masih tercatat beli dengan nilai bersih Rp 22,53 miliar.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan bahwa kasus pasien virus corona di Indonesia yang telah menembus angka 15 ribu orang menjadi salah satu penyebab asing melepas saham di dalam negeri.
"Kasus virus corona di Indonesia dan angka pengangguran yang meningkat, menjadi alasan investor asing berhati-hati akan dampak ekonomi setelahnya," kata Lanjar menambahkan.
(Baca: Rekor Lonjakan 689 Kasus, Positif Corona RI Capai 15.438 Orang)
Investor asing tercatat paling banyak melepas saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dengan nilai bersih mencapai Rp 365,56 miliar. Harga saham BBRI pun turun 0,8% sepanjang hari menjadi ke harga Rp 2.470 per saham. Sepanjang tahun ini investor asing telah menjual saham BRI hingga Rp 5,33 triliun.
Saham perbankan lainnya yang menjadi sasaran jual asing, yaitu PT Bank Central Asia Tbk dengan nilai bersih Rp 82,71 miliar. Alhasil, harga saham BBCA juga anjlok 2,11% menjadi Rp 25.550 per saham. Total investor asing melepas saham BCA tahun ini Rp 5,08 triliun.
Tidak hanya itu, saham dari sektor perbankan lainnya juga dilepas dari portofolio investor asing, yaitu PT Bank Mandiri Tbk dilego asing dengan nilai bersih Rp 65,85 miliar sehingga totalnya sepanjang tahun ini mencapai Rp 973,9 miliar. Harga saham BMRI hari ini tak bergerak dari level Rp 4.010 per saham.
(Baca: BI Catat Modal Asing Kembali Kabur dari RI Rp 6,95 T dalam Tiga Hari)
Secara total, volume saham yang diperjualbelikan pada hari ini sebanyak 5,72 miliar unit saham dengan nilai transaksi Rp 5,44 triliun. Sejalan dengan penurunan IHSG 246 saham berakhir turun, sedangkan 142 saham naik, dan 150 saham lainnya stagnan.
Secara sektoral, industri dasar menjadi sektor yang terkoreksi paling besar yaitu 2,95%. Penurunan pada sektor ini disebabkan oleh saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang turun 6,75% menjadi Rp 1.175 per saham. Begitu pula dengan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) yang turun 6,49% di level Rp 10.800 per saham.
Bursa di Asia lainnya, seperti Nikkei 225 di Jepang ditutup turun 0,49%. Hang Seng Index di Hong Kong ditutup turun 0,27%. Lalu, Strait Times Index di Singapura ditutup turun 0,42%. Sementara bursa lainnya seperti Shanghai Composite di Tiongkok naik 0,22%. Kospi Index di Korea Selatan naik 0,95%. FTSE Bursa Malaysia menguat naik 1,41%.
(Baca: Harga Saham Infrastruktur Rontok, IHSG Sesi I Anjlok 1,12%)