Rupiah Perkasa ke 14.850/Dolar AS di Tengah Pelemahan Mata Uang Asia
Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Senin (18/5) menguat 0,07% ke posisi Rp 14.850 per dolar Amerika Serikat pada pasar spot sore ini, Senin (18/5). Rupiah menguat seiring relaksasi karantina atau lockdown pandemi corona yang diharapkan mendorong kinerja ekspor Indonesia.
Mengutip Bloomberg, mayoritas mata uang Asia melemah. Rupiah menguat hanya bersamaan dengan baht Thailand yang naik 0,16% sore ini.
Yen Jepang menurun 0,21%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,02%, dolar Taiwan 0,19%, won Korea Selatan 0,11%, peso Filipina 0,31%, rupee India 0,45%, yuan Tiongkok 0,21%, dan ringgit Malaysia 0,46%.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate pada pukul 10.00 WIB juga menempatkan rupiah pada posisi penguatan 14 poin ke level Rp 14.885.
(Baca: BI Pilih Pelonggaran Kuantitatif, DPR Dorong Cetak Uang, Apa Bedanya?)
Panel Ahli Katadata Insight Center Damhuri Nasution menjelaskan pasar berekspektasi ekonomi global akan mulai bergeliat kembali dengan adanya relaksasi terhadap lockdown di beberapa negara mitra dagang utama RI. "Ini akan memberikan dampak positif terhadap ekspor," kata Damhuri, Senin (18/5).
Selain itu, ia menilai penguatan kurs rupiah juga ditopang oleh laju inflasi Tanah Air yang terjaga dan defisit neraca dagang yang lebih kecil dari prediksi semula.
(Baca: Pengusaha Minta BI Cetak Uang Lebih Banyak untuk Atasi Pandemi Corona)
Disamping itu, stimulus fiskal yang mulai disalurkan juga akan mendorong ekonomi bergerak kembali. Likuiditas di pasar global juga saat ini sangat berlimpah.
Likuiditas salah satunya datang dari bank Sentral Amerika Serika sejak awal Maret sudah menggelontorkan uang ke sistem keuangan sekitar US$ 2,8 triliun. "Ditambah dengan imbal hasil instrumen investasi yang masih menarik di dalam negeri memberikan sentimen positif terhadap kurs rupiah," ujarnya.