Sandiaga Usul Tahap New Normal Ekonomi, Pertama Dibuka UMKM pada Juni
Mantan Calon Wakil Presiden RI periode 2019 -2024 Sandiaga Uno mengusulkan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM menjadi sektor usaha yang pertama dibuka setelah kondisi pandemi corona kondusif. Hal ini lantaran UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.
"Kalau saya melihat yang dampak ekonominya paling besar karena menopang 90% perekonomian adalah UMKM. Inilah sektor yang harus dibuka paling awal," kata Sandi dalam acara Bicara Data Virtual Series ‘The New Normal Ekonomi-Politik Indonesia’ yang digelar Katadata.co.id, Jumat (22/5) malam.
Menurut dia, manfaat ekonomi UMKM paling besar karena menyerap 97% lapangan pekerjaan. Sedangkan pandemi corona telah menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan bagi 10-15 juta orang di seluruh Indonesia baik formal maupun informal.
Alhasil, sebanyak 37 juta jiwa masyarakat menengah terancam turun kasta menjadi masyarakat pra sejahtera. Hal itu berimbas pada tekanan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan hanya tumbuh -1% hingga 1% di tahun ini. Sehingga pemerintah harus mengambil kebijakan dalam terbaik dalam kurun waktu singkat untuk menyelamatkan ekonomi.
(Baca: Sandiaga Uno Sarankan Gugus Tugas Jadi Satu Pintu Penanganan Covid-19)
Ia membagi tahap "new normal" ekonomi atau pemulihan ekonomi dalam empat klaster berdasarkan manfaat ekonomi dan risiko kesehatan. "Jadi kalau dilihat manfaat ekonomi fokus yang risiko kesehatan masyarakatnya paling rendah tapi manfaat ekonominya paling besar. Ini yang disebut go zone yang mulai disosialisasikan tapi tidak hanya pemerintah saja, ajak bicara dunia usaha dan seluruh pemangku kepentingan untuk mencari keputusan," katanya.
Setelah kondisi semakin membaik, selanjutnya yang akan dibuka yakni sektor pivot zone. Sektor ini memiliki risiko kesehatan yang juga rendah namun manfaat ekonominya lebih kecil dibandingkan go zone.
Selanjutnya yang dibuka adalah sektor check zone yang manfaat ekonominya sebesar go zone namun risiko kesehatannya lebih tinggi. Terakhir usaha di sektor wait zone ketika kondisi sudah sepenuhnya membaik. Sebab, sektor ini memiliki risiko kesehatan tinggi namun dampak ekonominya kecil.
Kendati begitu, upaya pembukaan sektor-sektor ekonomi tersebut harus berdasarkan data dari sisi medis berupa tingkat penyebaran virus baik secara nasional maupun per daerah. Sedangkan keputusan pengambilan kebijakan juga tak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri melainkan berdasarkan arahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
(Baca: Bertambah 634 Kasus, 20.796 Orang Terkonfirmasi Positif Corona)
"Kalau fokus UMKM dibuka bulan Juni yang paling bisa dibuka adalah pusat perbelanjaan dengan protokol yang sangat ketat dan harus fokus pada sektor UMKM dan konsumsi. Panglimanya harus satu yaitu Kepala Gugus Tugas Doni Monardo agar tidak simpang siur dan yang lain jangan dulu biar pembukaannya satu pintu dan mendapatkan persamaan narasi," kata dia.
Adapun berdasarkan catatan Badan Pusat Statistika (BPS) jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 64,2 juta unit. UMKM memiliki kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja.
Untuk memulihkannya, pemerintah memberikan dukungan industri sebesar Rp 70,1 triliun dan dunia usaha sebesar Rp 150 triliun. Kementerian Keuangan (Kemenkau) mencatat, dunia usaha yang terdampak signifikan adalah UMKM.