Ketupat Lebaran, Pasar, dan Bahaya Penyebaran Virus Corona

Muchamad Nafi
23 Mei 2020, 14:58
Ketupat Lebaran, Pasar, dan Bahaya Penyeraban Virus Corona
ANTARA FOTO/Ardiansyah/hp.
Ilustrasi. Pedagang kulit ketupat musiman melayani pembeli di kawasan Pasar Tugu, Bandar Lampung, Lampung, Sabtu (23/5/2020).

Beberapa hari menjelang Lebaran, pasar-pasar di pelosok Tanah Air ramai didatangi pembeli. Mereka berburu aneka kebutuhan pangan, juga sandang, untuk mempersiapkan perayaan Idul Fitri. Mereka seakan lalai ada virus corona yang mengintai dalam kerumunan orang banyak.

Sejak Sabtu pagi, misalnya, Pasar Perumnas Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur sudah ramai dikunjungi pembeli daging dan ketupat. “Sudah biasa begini kalau Lebaran. Buat makan keluarga besok,” kata Riyanti Munajat, 42, konsumen di lapak daging.

Banyaknya permintaan ini pula yang memicu harga daging sapi naik Rp 10 - 20 ribu per kilogram dari harga normal Rp 110 ribu. “Tapi kan memang biasanya begitu kalau Lebaran,” ujarnya, Sabtu (23/5).

Selain berburu daging, konsumen juga membeli cangkang ketupat untuk perayaan Lebaran. “Sekarang mencarinya susah, cuma ada di pasar tradisional. Kalau di warung-warung tidak ada,” kata Rachmi Junia (30).

(Baca: Jusuf Kalla Sebut Indonesia Lewatkan Momen Emas Cegah Corona)

Di lokasi tersebut, konsumen maupun pedagang tampak tak acuh pada ketentuan menjaga jarak aman selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Meski mayoritas mengenakan masker, pedagang maupun pembeli berinteraksi dalam jarak dekat.

Padahal, sebelumnya tiga pedagang di Pasar Perumnas Klender dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Pada Jumat kemarin dilakukan rapid test berikut swab oleh tim medis Puskesmas Duren Sawit. Namun pagi tadi situasi pasar tampak ramai kembali.

Dan Rachmi menyatakan tak khawatir terhadap ancaman Covid-19 sebab telah menggunakan masker dan taat pada prosedur kesehatan. Padahal dalam sepekan terakhir kasus positif orang yang terpapar virus corona makin melejit. Perhatikan grafik Databoks berikut ini:

Pengunjung Pasar Dawe Kudus Reaktif Corona

Bukan hanya di Jakarta, keramaian pasar juga terjadi di sejumlah daerah. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, misalnya, menggelar tes cepat atau rapid test corona dengan sasaran pasar tradisional. Hasilnya satu orang pengunjung di Pasar Dawe dinyatakan reaktif corona.

“Dari 151 warga yang menjadi sasaran tes cepat corona, 150 orang dinyatakan non-reaktif dan satu orang reaktif yang merupakan pengunjung Pasar Dawe,” kata Juru Bicara Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Kabupaten Kudus Andini Aridewi di Kudus.

Menurutnya, pelaksanaan tes cepat corona hari ini, Sabtu (23/5), berlangsung di tiga pasar tradisional, yakni Pasar Bitingan, Pasar Dawe, dan Pasar Bareng. Di setiap pasar dialokasikan sekitar 50 alat rapid test. Di lapangan, jumlah peminat tes cepat corona ternyata melampaui alat yang disiapkan.

Pengunjung pasar yang dinyatakan reaktif corona, katada Andini, diminta melakukan karantina mandiri. “Pengunjung mal yang dinyatakan reaktif juga ditindaklanjuti tim Puskesmas untuk kepastian karantina mandirinya,” ujarnya.

Hingga kini, tercatat delapan orang yang hasil tes cepat coronanya reaktif. Pertama pengunjung Ramayana Mall Kudus pada Jumat (22/5), kemudian hari ini (23/5) pengunjung Pasar Dawe, dan sebelumnya pengunjung Pasar Kliwon enam orang.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...