Sandiaga Minta Pemerintah Fokus Bantu UMKM Terdampak Pandemi Corona
Mantan Calon Wakil Presiden RI periode 2019-2024, Sandiaga Uno meminta pemerintah fokus membantu UMKM di tengah pandemi virus corona. Karena saat ini UMKM sangat terpukul akibat kebijakan pembatasan sosial yang berlaku. Kondisi ini tidak seperti 97-98 saat UMKM mampu menjadi tulang punggung penyelamatan perekonomian nasional dari krisis.
"Jika pemerintah akan melakukan perbaikan ekonomi, maka mengambil kebijakan ekonomi keluarga dan UMKM, karena akan meningkatkan daya beli," kata Sandiaga dalam acara Bicara Data Virtual Series 'The New Normal Ekonomi-Politik Indonesia' yang diselenggarakan Katadata.co.id, Jumat (22/5) malam.
Berdasarkan data yang dihimpun Sandiaga, saat ini 80%-90% UMKM telah terpukul pandemi corona. Akibatnya 50%-70% pendapatan UMKM berkurang drastis dan saat ini hanya mengandalkan tabungannya atau dalam bahasa Sandiaga "mantab alias makan tabungan." Khususnya di usaha ultra mikro.
(Baca: Sandiaga Usul Tahap New Normal Ekonomi, Pertama UMKM Dibuka Pada Juni)
Sandiaga menyatakan langkah pemerintah melonggarkan pajak untuk UMKM dan usaha mikro sudah tepat. Karena, banyak pengusaha ultra mikro yang terbantu dengan kebijahan tersebut. Namun, ia menilai pelaksanaannya masih lambat.
"Kecepatan harus ditingkatkan. Kalau likuiditas terganggu, (UMKM dan usaha mikro) akan menjual aset," kata Sandiaga.
Sementara, jika sampai itu terjadi maka akan menyebabkan kerusakan temporer atau permanen bagi dunia UMKM dan usaha mikro yang kini jumlahnya mencapai 64 juta.
Dalam kesempatan ini, Sandiaga pun mengusulkan UMKM menjadi sektor usaha yang pertama dibuka setelah pandemi corona kondusif. Karena ia menilai "yang dampak ekonominya paling besar karena menopang 90% perekonomian adalah UMKM."
UMKM, kata Sandiaga, juga memberi manfaat ekonomi paling besar karena menyerap 97% lapangan pekerjaan. Sedangkan pandemi corona telah menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan bagi 10-15 juta orang pekerja formal dan informal di seluruh Indonesia.
Data tenaga kerja terserap UMKM di Indonesia bisa dilihat dalam Databoks di bawah ini:
(Baca: Sandiaga Minta Pelonggaran PSBB Satu Komdando di Bawah Doni Monardo)
Pada 18 Mei, pemerintah telah menetapkan dana pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 641,17 triliun untuk sektor terdampak corona. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut dana ini mencakup bantuan untuk UMKM.
Di antaranya adalah subsidi bunga untuk UMKM, dunia usaha, dan masyarakat Rp 34,15 triliun, insentif perpajakan untuk UMKM Rp 123,01 triliun, penjaminan kredit modal kerja baru UMKM Rp 6 triliun, dan, penempatan dana pemerintah di perbankan dalam rangka restrukturisasi kredit UMKM Rp 87,59 triliun.
Kemudian, untuk subsidi bunga akan diberikan kepada Bank Pengkreditan Rakyat, perbankan, dan perusahaan pembiayaan Rp 27,26 triliun, KUR, UMi, Mekaar, dan Pegadaian Rp 6,4 triliun, dan UMKM online, LPDB, koperasi Rp 490 miliar.
Begitupun, insentif perpajakan diberikan berupa PPh 21 DRP rp 39,66 triliun, PPh Final UMKM DTP Rp 2,4 triliun, pembebasan PPh 22 Impor Rp 14,75 triliun, pengurangan angsuran PPh 25 Rp 14,4 triliun, pengembalian pendahuluan PPN Rp 5,8 triliun, penurunan tarif PPh Badan Rp 20 triliun, serta cadangan dan stimulus lainnya Rp 26 triliun.
(Baca: UMKM Terimbas Corona, Menteri Teten Pilih Beri Bansos Ketimbang Kredit)