Khawatir Ribut dengan Trump, Inggris Kaji Blokir Layanan 5G Huawei

Desy Setyowati
26 Mei 2020, 15:08
Khawatir Ribut dengan Trump, Inggris Kaji Blokir Layanan 5G Huawei
123RF.com
Ilustrasi Huawei

Pemerintah Inggris mempertimbangkan untuk membatasi layanan internet generasi kelima (5G) milik Huawei. Salah satu penyebabnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memutus hubungan kerja sama intelijen dengan negara yang memakai jasa perusahaan asal Tiongkok itu.

National Security Centre (NCSC) Inggris mengkaji dampak sanksi AS terhadap layanan Huawei. Padahal, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson setuju menggunakan teknologi Huawei pada Januari lalu.

Kini, ia menawarkan cara untuk meredakan ketegangan dengan AS. “Terus menggunakan (teknologi) Huawei akan memiliki dampak dramatis pada kemampuan kami untuk berbagi informasi (terkait keamanan),” katanya dikutip dari BBC, kemarin (25/5).

(Baca: Trump Tutup Komunikasi dengan Tiongkok, Perang Dagang Makin Rumit)

Anggota konservatif pemerintah Inggris juga mendorong Johnson untuk menyusun rencana pemblokiran layanan 5G Huawei sepenuhnya pada 2023. The Guardian dan Telegraph melaporkan, Johnson berencana membatasi pangsa pasar Huawei menjadi hanya 35%.

"Ini berita yang sangat bagus. Saya berharap dan percaya ini akan menjadi awal dari tinjauan lengkap dan menyeluruh tentang ketergantungan kami yang berbahaya pada Tiongkok," kata pemimpin konservatif Sir Iain Duncan Smith kepada The Guardian.

Johnson dan Trump pun akan bertemu dalam KTT G7 pada bulan depan. Memblokir layanan Huawei dinilai dapat mengamankan kesepakatan perdagangan pasca-Brexit.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...