Menilik Lonjakan Kasus Corona di Brasil, Ada Kesamaan dengan AS?

Sorta Tobing
27 Mei 2020, 20:12
HEALTH-CORONAVIRUS-BRAZIL
ANTARA FOTO/REUTERS/Amanda Perobelli/nz/cf

Amerika Latin menjadi pusat pandemi corona saat ini. Jumlah kasus positif Covid-19 per hari di kawasan itu telah melampaui Eropa. Bahkan Brasil menempati posisi kedua jumlah kasus terbanyak secara global, di bawah Amerika Serikat.

Direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) Carissa Etienne menyebut situasinya sangat memprihatinkan. “Sekarang bukan saatnya untuk melonggarkan pembatasan atau mengurangi strategi pencegahan,” katanya, seperti dikutip dari CNN, Selasa (26/5).

Brasil pada pekan lalu melaporkan jumlah kasus terbanyak dalam tujuh hari. Peru dan Chili juga melaporkan hal serupa. Dua negara ini memegang tingkat infeksi tertinggi di dunia per kapita, menurut situs statistik independen Universitas Oxford, Our World in Data (OWID).

Situs OWID menunjukkan, tren jumlah kasus di ketiga negara itu dalam tujuh hari terakhir masih menunjukkan kenaikan. Sementara, AS yang saat ini berada di posisi puncak dengan total 1,7 juta kasus justru grafiknya menurun.

(Baca: Trump Sebut 1,57 Juta Warga AS Positif Corona Merupakan ‘Kehormatan’)

PAHO memperingatkan kasus virus corona di Amerika Latin masih akan meningkat. Brasil telah mengonfirmasi hampir 395 ribu kasus positif dan jumlah orang yang meninggal mencapai 24.593 orang.

Melansir dari Al Jazeera, tingkat kematian harian di negara itu menjadi yang tertinggi di dunia pada Senin lalu. Sebuah studi dari University of Washington memperkirakan total korban tewas di Brasil bisa naik lima kali lipat menjadi 125 ribu pada Agustus 2020.

HEALTH-CORONAVIRUS/BRAZIL
Pendukung Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang menentang kebijakan pembatasan sosial di tengah pandemi corona. (ANTARA FOTO/REUTERS/Ueslei Marcelino/wsj/cf)

Mengapa Jumlah Kasus Positif Covid-19 di Brasil Terbanyak Kedua di Dunia?

CNN melaporkan kota Sao Paulo terdampak parah pandemi corona. Ada lebih dari 83 ribu orang terinfeksi dengan jumlah kematian mencapai 6.220 orang. Kota metropolitan dan terpadat di Brasil itu berpenduduk sekitar 12 juta orang.

Gubernur Sao Paulo Joao Doria mengatakan Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah merusak langkah-langkah pencegahan di banyak kota. Padahal, penduduknya sudah sepakat mendukung pembatasan sosial, tetap tinggal di rumah, dan memakai masker kalau berada di luar tempat tinggalnya. “Perilaku Presiden adalah salah. Dia menentang isolasi sosial, dia menentang fakta sains,” ucapnya.

Bolsonaro menganggap enteng virus corona. Dia sebelumnya menyebut Covid-19 sebagai flu kecil dan meremehkan risikonya. Dua menteri kesehatan negara itu telah meninggalkan kabinet dalam empat minggu terakhir. Yang satu dipecat dan yang lain mengundurkan diri karena berselisih dengan Presiden tentang cara menangani pandemi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...