Trump vs Twitter dalam Isu Manipulasi Pemilu dan Pembunuhan Politisi

Fahmi Ahmad Burhan
27 Mei 2020, 11:21
Trump vs Twitter dalam Isu Manipulasi Pemilu dan Pembunuhan Politisi
ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis/aww/cf
Ilustrasi. Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba untuk arahan singkat harian satuan tugas khusus virus korona di Rose Garden di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Rabu (15/4/2020).

Twitter memeriksa kebenaran fakta cuitan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait kemungkinan manipulasi dalam pemungutan suara 2020 dan tuduhan pada mantan politisi Joe Scarborough atas kematian staf kongres Lori Klausutis. Trump kemudian menuduh balik bahwa Twitter mencampuri urusan pemilu AS.

Untuk pertama kalinya, raksasa media sosial itu memeriksa fakta seputar cuitan Donald Trump. Twitter menilai cuitan Trump pada Selasa (26/5) tentang klaim pemungutan suara menggunakan surat suara akan menyebabkan manipulasi sebagai informasi menyesatkan.

“Kotak surat akan dirampok, surat suara akan dipalsukan, bahkan dicetak secara ilegal dan ditandatangani secara curang,” tulis Trump di dalam akun Twitter-nya @realDonaldTrump. 

Cuitan Trump kemudian mendapatkan respon dari Twitter. “Trump keliru mengklaim surat suara secara langsung akan mengarah pada pemalsuan pemilu,” kata Twitter dikutip dari AFP pada Rabu (27/5).

(Baca Juga: Khawatir Ribut dengan Trump, Inggris Kaji Blokir Layanan 5G Huawei)

Hasil pemeriksa fakta di platform Twitter mengungkapkan bahwa tidak ada bukti dari klaim Trump itu. Surat suara yang digunakan dalam pemungutan suara tidak mengarah pada kecurangan pemilu. 

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...