Trump vs Twitter dalam Isu Manipulasi Pemilu dan Pembunuhan Politisi
Twitter memeriksa kebenaran fakta cuitan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait kemungkinan manipulasi dalam pemungutan suara 2020 dan tuduhan pada mantan politisi Joe Scarborough atas kematian staf kongres Lori Klausutis. Trump kemudian menuduh balik bahwa Twitter mencampuri urusan pemilu AS.
Untuk pertama kalinya, raksasa media sosial itu memeriksa fakta seputar cuitan Donald Trump. Twitter menilai cuitan Trump pada Selasa (26/5) tentang klaim pemungutan suara menggunakan surat suara akan menyebabkan manipulasi sebagai informasi menyesatkan.
“Kotak surat akan dirampok, surat suara akan dipalsukan, bahkan dicetak secara ilegal dan ditandatangani secara curang,” tulis Trump di dalam akun Twitter-nya @realDonaldTrump.
Cuitan Trump kemudian mendapatkan respon dari Twitter. “Trump keliru mengklaim surat suara secara langsung akan mengarah pada pemalsuan pemilu,” kata Twitter dikutip dari AFP pada Rabu (27/5).
(Baca Juga: Khawatir Ribut dengan Trump, Inggris Kaji Blokir Layanan 5G Huawei)
Hasil pemeriksa fakta di platform Twitter mengungkapkan bahwa tidak ada bukti dari klaim Trump itu. Surat suara yang digunakan dalam pemungutan suara tidak mengarah pada kecurangan pemilu.
Twitter menambahkan tautan ke cuitan itu dengan menambahkan informasi rujukan. Tautan itu membawa pengguna ke halaman terpisah yang diisi artikel informasi dan berita dari jurnalis juga pakar yang menyangkal klaim Trump.
Namun presiden dari Partai Republik ini malah balik menuduh Twitter mencampuri urusan pemilihan presiden Amerikat Serikat 2020. “Twitter benar-benar melumpuhkan pidato gratis. Dan saya. sebagai presiden, tidak akan membiarkan itu terjadi!” kata Trump.
Selain cuitan soal pemilu, Twitter juga memeriksa cuitan Trump terkait dengan tuduhannya pada mantan Anggota Kongres dari Florida Joe Scarborough. Trump menuduh Scarborough bertanggung jawab atas pembunuhan seorang anggota staf kongres Lori Klausutis yang bekerja untuk Scarborough pada 2001.
(Baca Juga: Luhut Ungkap Kedekatan Jokowi dan Trump: Seperti Brother)
Pada saat itu, pemeriksa medis menyimpulkan Klausutis pingsan karena kondisi jantung yang tidak terdiagnosis dan kepalanya terbentur saat akan menuruni jalan. Tidak ditemukan bukti adanya pelanggaran dari kematian Klausutis. Scarborough berada di Washington ketika Klausutis meninggal di Florida.
Namun, kicauan Trump menghidupkan kembali teori tak berdasar bahwa Scarborough diduga terlibat dalam kematian Klausutis. “Kasus dingin dari psycho Joe Scarborough,” kata Trump dalam cuitannya pada kemarin (26/5).