Buru Giant Discovery, Eksplorasi Migas Perairan Natuna Perlu Digenjot
Pelaku industri migas mendorong perusahaan lebih meningkatkan kegiatan eksplorasi di perairan Natuna. Sebab, perairan tersebut dinilai menyimpan potensi cadangan gas yang besar atau Giant Discovery.
Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan megatakan, Indonesia perlu memaksimalkan kegiatan eksplorasi di perairan Natuna. Terlebih dengan ditemukannya potensi gas di Lapangan Mako, Blok Duyung oleh Conrad Petroleum, diprediksi akan mempengaruhi iklim investasi migas di Indonesia.
"Conrad sebagai salah satu pionir harusnya diapresiasi. Sebab, ini akan mengundang investor lain untuk melakukan eksplorasi di daerah yang sudah terbukti mempunyai resources besar," ujar Tumbur kepada katadata.co.id, Kamis (28/5).
(Baca: Conrad Klaim Lapangan Gas Mako Salah Satu yang Terbesar di West Natuna)
Lebih lanjut, dia menyebut Indonesia membutuhkan lebih banyak investor seperti Conrad yang siap melakukan eksplorasi di daerah perbatasan. Wilayah Natuna menurutnya kerap kali menjadi rebutan negara lain seperti Tiongkok dan negara lain karena menyimpan potensi migas yang besar.
"Kita harus meningkatkan kegiatan eksplorasi di daerah tersebut untuk NKRI. Karena, nanti bisa diambil negara lain," ujarnya.
Apalagi menurut Tumbur beberapa Blok Migas yang mempunyai cadangan besar juga berasal dari perairan Natuna. Seperti Natuna D-alpha yang ditaksir memiliki cadangan di atas 140 TCF dengan kadar karbondioksida (CO2) yang cukup tinggi.
"Hanya perlu meningkatkan iklim investasi agar dapat menarik investor untuk melakukan eksplorasi," kata dia.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno juga mengungkapkan, penemuan lokasi cadangan gas oleh Conrad akan berpengaruh besar terhadap iklim investasi migas di indonesia.
"Semoga membaik di tengah berbagai kesulitan dan keterbatasan yang ada. Selalu ada harapan untuk lebih baik," ujarnya.
(Baca: SKK Migas Evaluasi Temuan Cadangan Gas di Perairan Natuna)
Sebelumnya, Conrad mengumumkan temuan Lapangan Gas Mako merupakan salah satu yang terbesar di Cekungan West Natuna. Hal itu berdasarkan hasil studi bawah permukaan (subsurface) dan hasil audit sumber daya indenpenden.
Conrad mengetahui bahwa lapangan gas itu termasuk salah satu yang terbesar setelah merampungkan pengeboran pada akhir tahun lalu. Perusahaan meninjau kembali ke lapangan Mako secara komprehensif yang hasilnya dirilis pada April tahun lalu.
Tinjauan tersebut mencakup semua aspek termasuk pengembangan lapangan. Hasilnya, volume sumber daya keseluruhan lebih tinggi dibandingkan proyeksi awal.