Jumlah Kasusnya Melonjak, Jatim Jadi Zona Merah Virus Corona

Sorta Tobing
28 Mei 2020, 15:30
virus corona di jatim, kasus tertinggi virus corona di jatim, pandemi corona, covid-19, doni monardo, jokowi, khofifah indar parawansa
ANTARA FOTO/Zabur Karuru/wsj.
Seorang pemuda Karang Taruna Mojo melakukan sosialisasi tentang pencegahan penyebaran Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/5). Provinsi ini mencatat lonjakan kasus virus corona tertinggi dalam beberapa hari terakhir.

Jawa Timur menjadi zona merah pandemi corona. Kemarin, lonjakan kasus pasien yang positif di provinsi itu menjadi yang tertinggi di Indonesia. Jumlahnya 199 kasus, hampir 30% dari penambahan kasus nasional, menjadi 4.142 kasus.

Presiden Joko Widodo sampai memerintahkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo untuk menangani masalah tersebut. “Berikan dukungan penuh untuk Jawa Timur, terutama terkait kesiapan rumah sakit daruratnya,” kata Jokowi saat konferensi video di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/5).

Meskipun Jakarta masih menunjukkan jumlah kasus terbesar se-Indonesia, tapi Jatim telah menggeser posisi Jawa Barat di posisi kedua. Grafik Databoks di bawah ini menunjukkan provinsi dengan kasus terbanyak.

Soal rumah sakit memang jadi perkara pelik untuk provinsi yang dipimpin oleh Khofifah Indar Parawansa itu.  Wakil Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia Surabaya Arief Bakhtiar mengatakan sejumlah rumah sakit di Surabaya tak sanggup lagi menampung lonjakan pasien Covid-19.

Peningkatan jumlah pasien mulai terasa sejak lebaran pada pekan lalu. “Di beberapa rumah sakit, pasien masih ngendon di IGD (Instalasi Gawat Darurat) karena belum bisa masuk ruang isolasi,” ucapnya, dikutip dari Tempo.co.

(Baca: PSBB di Surabaya, Sidoarjo, & Gresik Diperpanjang hingga 8 Juni 2020)

Kondisi tersebut terjadi pula tempatnya bertugas, yakni Rumah Sakit Dr. Soetomo dan RS Royal Surabaya. Tenaga medis mulai kewalahan dengan kenaikan jumlah pasien.

RS Universitas Airlangga bahkan menghentikan sementara penerimaan pasien rujukan. Tenaga kesehatan akan fokus merawat orang yang sedang menjalani perawatan. Penghentian sementara ini berlaku mulai 26 Mei 2020 selama 14 hari.

Masalah juga terjadi di laboratorium Institute Tropical Disease (ITD) di universitas tersebut. Laboratorium rujukan pemerintah itu sedang membatasi penerimaan sampe tes Covid-19. Penyebabnya, sebagian tenaga kerjanya positif terpapar virus tersebut.

Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair Suko Widodo membenarkan adanya surat pengumuman terkait pembatasan sampel virus corona. Saat ini ITD masih melakukan penataan internal.

(Baca: Jumlah Orang Tanpa Gejala Covid-19 di Jatim Meningkat Jadi 34,2%)

" Kebijakan penataan internal berimbas pada pengaturan layanan tes swab atau tes polymerase chain reaction (PCR) pendeteksi Covid-19. Direktur ITD Profesor Maria Inge Lucida telah melaporkan kebijakan internal tersebut ke Dinas Kesehatan Jawa Timur  pada 26 Mei 2020," ujarnya.

Pembatasan penerimaan sampel atau spesimen tersebut hanya berlaku sementara. "Alasan pembatasan adalah menjaga kualitas layanan," ucap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair tersebut.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...