IHSG Dibuka Lompat 2,2%, Investor Asing Borong Saham BRI Rp 289 Miliar
Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Selasa (2/6), dengan positif. Meski dibuka pada level 4.753,61 atau sama dengan penutupan Jumat pekan lalu, namun 5 menit berselang indeks dalam negeri langsung melesat 2,2% ke level 4.858,2.
Adapun hingga pukul 09.41 laju kenaikan IHSG sedikit mereda ke level 4.845,37 atau naik 1,93% dengan total nilai transaksi saham sebesar Rp 3,26 triliun dari 2,2 miliar saham yang diperjualbelikan.
Tidak hanya indeks dalam negeri, bursa saham regional Asia juga mengawali perdagangan hari ini dengan positif. “Pasar regional mengawali perdagangan pekan ini dengan tren positif. Kami proyeksi IHSG akan ikut menguat," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam laporannya pagi ini.
Di regional Asia indeks Straits Times mengekor IHSG dengan kenaikan 1,07%, kemudian diikuti indeks Nikkei 225 yang melesat 0,86%, indeks Kospi naik 0,51%, serta Hang Seng naik 0,42%. Sementara itu indeks Shanghai turun tipis 0,07% dan indeks KLSE Malaysia merosot 0,37%.
(Baca: Prediksi Beragam IHSG Dipengaruhi Sentimen Global dan Saham Pilihannya)
Laju positif IHSG pagi ini juga dibarengi dengan mengalir masuknya modal asing dengan cukup deras. Hingga pukul 09.41 WIB, modal asing yang masuk mencapai Rp 272,32 miliar di seluruh pasar. Adapun investor asing menyerbu saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 289,9 miliar.
Saham BRI pun menjadi salah satu saham penopang laju indeks domestik dengan kenaikan 8,14% ke level Rp 3.190 per saham. Beberapa saham perbankan terpantau naik kencang mengikuti laju IHSG seperti Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang meroket 12,5% ke Rp 855, serta Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang naik 5,37% ke Rp 4.710.
Saham-saham penopang laju IHSG lainnya yaitu Jasa Marga Tbk (JSMR) yang melesat 5,63% ke Rp 3.750, Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 5,45% ke Rp 1.160, Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) naik 4,71% ke Rp 1.000, serta Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) lompat 4,65% ke Rp 900 per saham.
Direktur PT Anugrah Mega Investama, Hans Kwee mengatakan bahwa sejumlah sentimen mempengaruhi laju IHSG pekan ini. Beberapa sentimen negatif berasal dari tingkat global seperti ketegangan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang meningkat terkait status Hong Kong.
(Baca: Bursa Saham Global Menghijau Meski Hubungan AS-Tiongkok Kian Panas)
Termasuk kerusuhan protes kasus kematian warga kulit hitam Minnesota, AS, George Floyd, yang melanda negeri Paman Sam, yang berpotensi mengancam pemulihan ekonomi di sana.
Sedangkan sentimen positif penopang indeks di antaranya AS yang menegaskan tidak akan mengubah kesepakatan dagang dengan Tiongkok terlepas ketegangan yang terjadi saat ini, paket stimulus 750 miliar Euro pemulihan ekonomi zona Eropa, serta pelonggaran pembatasan sosial di berbagai negara.
“Belum ada tanda-tanda gelombang kedua Covid-19 dan rencana new normal di dalam negeri akan jadi sentimen positif. Kami perkirakan IHSG berpotensi konsolidasi menguat pekan ini dan rawan aksi profit taking di akhir pekan,” kata Hans kepada Katadata.co.id.
(Baca: Bursa Saham Masuki New Normal, Semua Kegiatan Serba Virtual)