Sandiaga Uno Khawatir Krisis Pangan, E-Commerce Diminta Kurangi Impor

Fahmi Ahmad Burhan
2 Juni 2020, 16:55
Sandiaga Uno (kanan bawah) dan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro (kiri atas) saat mengikuti diskusi bertajuk ‘Solusi Teknologi Dampak Covid-19’ secara virtual, Selasa (2/6).
kemenristek
Sandiaga Uno (kanan bawah) dan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro (kiri atas) saat mengikuti diskusi bertajuk ‘Solusi Teknologi Dampak Covid-19’ secara virtual, Selasa (2/6).

Mantan Calon Wakil Presiden periode 2019-2024 Sandiaga Uno mengatakan, banyak negara khawatir akan terjadi krisis pangan akibat pandemi corona. Untuk mengatasi persoalan ini, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro meminta e-commerce mengurangi produk impor di Indonesia.

Sandiaga Uno mengatakan, banyak negara khawatir akan terjadi krisis pangan pasca-pandemi virus corona. Sedangkan di Indonesia, kebutuhan beberapa komoditas masih berasal dari impor.

Ia mencatat, sebelum pandemi Covid-19, 35% pasokan bawang putih di Tanah Air berasal dari impor. Lalu, 24% persediaan daging dan 55% gula juga dari luar negeri.

Di satu sisi, beberapa pihak mengusulkan pemerintah untuk impor bahan pokok guna memenuhi kebutuhan dalam negeri di tengah pandemi corona. “Ternyata, dalam kondisi terdesak, negara yang mengekspor akan selektif dan mengutamakan dalam negeri,” kata Sandiaga saat mengikuti diskusi bertajuk ‘Solusi Teknologi Dampak Covid-19’ secara virtual, Selasa (2/6).

“Sebagai negara pengimpor, Indonesia sangat rentan,” ujar dia. “Ini masalah banyak negara.” (Baca: Merunut Kelangkaan dan Lonjakan Harga Gula Akibat Impor Tersendat)

Oleh karena itu, menurutnya Indonesia perlu mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Caranya, bisa mengadopsi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), Internet of Things (IoT), ATM beras, dan lainnya.

Selain itu, bisa memaksimalkan e-commerce untuk mendistribusikan komoditas pangan dan membuka akses pasar. “Ini untuk mendukung ketahanan pasar Indonesia,” katanya. “Mari pakai produk buatan dalam negeri, buka lapangan kerja seluas-luasnya, dan kendalikan harga bahan pokok.”

Pada kesempatan yang sama, Bambang juga menyampaikan bahwa impor di Indonesia tergolong tinggi. “Market (online) masih banyak ditumpangi barang impor," kata dia.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...