Sejarah dan Fasilitas Bungker Gedung Putih Tempat Trump Diungsikan

Image title
2 Juni 2020, 14:10
Ilustrasi Donald Trump di Gedung Putih. Bungker di Gedung Putih dibangun saat Perang Duni II setelah serangan Jepang ke Pearl Harbor.
ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis/foc/cf
Ilustrasi Donald Trump di Gedung Putih. Bungker di Gedung Putih dibangun saat Perang Duni II setelah serangan Jepang ke Pearl Harbor.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sempat dilarikan ke bungker rahasia saat aksi protes terjadi di depan Gedung Putih, Jumat (29/5) malam. Saat itu protes mengarah kepada kerusuhan dan enam demonstran ditangkap Secret Service atau Paspampres.

Kabar Trump dilarikan ke bungker diberitakan The New York Times yang mengutip seorang sumber internal Gedung Putih. Ibu negara AS, Melania Trump dan putranya, Barron juga turut dilarikan ke sana. Mereka berada di sana selama lebih kurang satu jam.

Advertisement

Sementara sumber lain kepada CNN pada 1 Juni menyatakan, pelarian presiden dan keluarganya ke bungker dilakukan bila status darurat. Bungker ini juga dikenal dengan Presidential Emergency Operations Center (PEOC) atau Pusat Operasi Darurat Presiden.

Melansir The Washington Post, bungker tersebut sama dengan yang digunakan untuk melindurngi Wakil Presiden Richard B. Cheney dan Ibu Negara AS saat itu, Laura Bush saat teror 9/11 pada 2001. Laura Bush pernah mengungkap pengalaman tersebut dalam memoarnya berjudul Spoken fro The Heart yang terbit pada 2010.

“Saya bergegas masuk dan turun melalui sepasang pintu baja besar yang menutup di belakang saya dengan desisan keras, membentuk segel kedap udara,” tulis Laura.

(Baca: Trump Sempat Dibawa ke Bungker Saat Demonstran Serbu Gedung Putih)

Sejarah Bungker Gedung Putih

Bungker Gedung Putih adalah bagian sejarah Perang Dunia II. Mengutip whitehousehistory.org, setelah pengeboman pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbor oleh Jepang pada 1941—peristiwa yang menjadi salah satu alasan penting keterlibatan Paman Sam dalam Perang Dunia II melawan Jepang dan Jerman sebagai Blok Poros, Departemen Pertahanan Sipil mengusulkan kepada Presiden Franklin D. Roosevelt untuk pindah dari Gedung Putih.

Roosevelt menolak permintaan tersebut dan memilih tetap tinggal di Gedung Putih. Namun, ia menyetujui perluasan bangunan di East Wing atau Sayap Timur Gedung Putih dengan menambah ruangan anti-bom. Lokasi ini lah yang kemudian disebut sebagai bungker rahasia gedung putih.

Roosevelt hanya sekali mengunjungi tempat itu dengan berjalan menuruni tangga, melewati lorong demi lorong, sampai tiba di sebuah ruangan berdinding beton yang anti-bom. Kunjungan ke tempat ini menjadi kebiasaan di hari pertama setiap presiden terpilih sampai dua puluh tahun setelahnya.

Kini tur ke bungker jarang dilakukan mengingat kondisi keamanan yang lebih stabil. Trump menjadi presiden AS dalam satu dekade terakhir yang melakukan tur ke bungker pada hari pertama kerjanya, selain George Bush.

Bungker anti-bom Gedung Putih mengalami renovasi di masa kepemimpinan Harry Truman yang melanjutkan periode Roosevelt. Hal ini dilakukan sebagai bagian renovasi besar-besaran Gedung Putih, termasuk pembongkaran lengkap dan perluasan struktur.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement