Menristek Dorong Startup Ciptakan Model Bisnis Baru Saat New Normal

Fahmi Ahmad Burhan
3 Juni 2020, 06:00
Menristek Dorong Startup Ciptakan Model Bisnis Baru Saat New Normal
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi, petugas kasir melayani pembeli dengan menggunakan pelindung wajah di Transmart, Gajah Mada, Jakarat, Senin (1/6/2020).

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mendorong startup menyesuaikan model bisnisnya dengan kondisi pandemi corona, saat new normal diterapkan. Perusahaan rintisan dinilai bisa berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi dengan cara membuka akses pasar bagi UMKM dan menerapkan konsep minim kontak (less contact).

"Kami usul, saat new normal, startup berkembang dengan cara connecting UMKM," kata Bambang saat mengikuti diskusi bertajuk ‘Solusi Teknologi Dampak Covid-19’ secara virtual, Selasa (2/6).

UMKM terkena dampak pandemi virus corona, karena akses ke konsumen maupun distributor terputus. Jika new normal diterapkan, Bambang berharap startup berfokus menghubungkan UMKM dengan pasar. "Angkat derajat UMKM di berbagai sektor. Ini kontribusi pemulihan ekonomi," katanya. 

Selain itu, perusahaan rintisan diharapkan menyesuaikan layanannya dengan protokol kesehatan, termasuk less contact. "Kondisi ekonomi susah untuk bisa 100% pulih. Tapi saat new normal cara tingkatkan ekonomi yaitu dengan teknologi informasi," ujar Bambang. 

(Baca: Investor Petakan Empat Sektor Startup Siap Terapkan New Normal)

Sebelumnya, Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) memperkirakan, ada empat bidang startup yang siap menyesuaikan model bisnisnya dengan new normal. Di antaranya teknologi kesehatan (healthtech), pesan-antar makanan (food delivery) seperti GoFood besutan Gojek dan GrabFood dari Grab, e-commerce, serta fintech pembayaran.

Ketua Amvesindo Jefri R Sirait mengatakan, keempat sektor perusahaan rintisan itu siap menerapkan new normal. Sebab, layanannya semakin dibutuhkan saat pandemi Covid-19.

"Saat pandemi virus corona, masyarakat merasa lebih mudah belanja dan membayar lewat smartphone. Produk yang dikeluarkan membuat mereka tetap sustainable," ujar Jefri kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu Rabu (27/5). 

(Baca: Investor Paparkan Startup yang Bisnisnya Bisa Moncer saat Pandemi)

Pertimbangan itu merujuk pada dua kunci agar startup siap menerapkan new normal, yakni produk dan inovasi. Investor termasuk modal ventura melirik startup yang menyediakan produk yang dibutuhkan masyarakat saat pandemi virus corona. "Perusahaan rintisan yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak yang bertahan," kata dia. 

Selain itu, startup yang dibutuhkan oleh pemerintah dinilai akan mampu bertahan dan siap menerapkan new normal. "Spending terbesar kini ada di belanja pemerintah," ujar Jefri. Karena itu, perusahaan harus bisa mendukung upaya-upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 saat new normal.

Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung sepakat bahwa startup di bidang kesehatan, logistik, e-commerce, dan toko kelontong (grocery) berbasis digital diminati konsumen saat new normal. "Yang masih akan relevan dan habitual hanya bisa maintain penggunanya seperti saat ini," kata dia.

(Baca: Menkominfo: Startup E-commerce, Kesehatan, Fintech Moncer Saat Pandemi)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...