Masa Transisi PSBB, Kasus Corona Jakarta Telah Melandai Sejak April

Ameidyo Daud Nasution
4 Juni 2020, 20:39
Jakarta, psbb, virus corona
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Warga dengan mengenakan masker di salah satu jembatan penyeberangan Jalan Sudirman, Jakarta, Sabtu (16/5/2020). Dari data Pemprov DKI dan pemerintah pusat, kasus Covid-19 di Jakarta sudah melandai sejak April.

Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memulai transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejalan dengan grafik kasus positif Covid-19 Ibu Kota yang menunjukkan penurunan. Hal itu terlihat dari data pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, ada tambahan kasus positif corona di Jakarta sebanyak 94 orang pada Kamis (4/6). Angka ini memang lebih tinggi ketimbang hari sebelumnya yang sebanyak 82 orang. 

Kendati demikian, jumlah penambahan kasus positif corona di Jakarta tak melampaui angka 100 orang seperti pada beberapa waktu sebelumnya. Adapun, puncak kasus Covid-19 secara harian di Ibu Kota terjadi pada 9 April 2020, yakni 229 orang.

(Baca: Pembukaan Sekolah dan Kampus di Jakarta Menanti Evaluasi Fase Transisi)

Sedangkan dari data Pemprov DKI, tambahan kasus positif corona pada hari ini sebanyak 61 orang atau terendah dalam sepekan terakhir.
Adapun, puncak peningkatan infeksi Covid-19 di Jakarta terjadi pada 16 April 2020 dengan tambahan 223 orang. Namun seperti data pusat, angka kenaikan penyakit tersebut terus melandai meski sempat berfluktuasi pada pertengahan Mei.

Anies mengatakan dalam fase ini, pelonggaran akan dimulai pada kegiatan yang memiliki dampak besar pada masyarakat dan risiko penularan Covid-19 rendah. Sedangkan semua aturan sanksi pelanggaran PSBB tetap berlaku.

“Transisi dari ketika pembatasan masif menuju kondisi aman, sehat, dan produktif,” kata Anies dalam konferensi pers di Balai Kota, Jakarta, Kamis (4/6).



Keputusan ini diambil lantaran beberapa indikator menunjukkan penularan corona di DKI mulai menurun. Anies sempat menjelaskan dari data Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menjelaskan tingkat reproduksi virus di Ibu Kota sejak 1 Juni hanya 0,99.

Begitu pula indikator lain seperti tren kematian, jumlah tes, orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), hingga ketersediaan alat kesehatan.

Dia juga merujuk dengan indikator tersebut skor DKI mencapai 76 atau pembatasan mulai dapat dilonggarkan. “Angka 70 sampai 100 bisa (pelonggaran) bertahap tapi tetap waspada potensi lonjakan kasus,” ujar Anies.

Tren Penularan di Jakarta Turun

Dari data FKM UI, tingkat reproduksi virus terus berkurang dari 1,09 pada 18 Mei menjadi 1,00 tanggal 31 Mei. Jika angka ini masih berada di atas 1,00 maka setiap satu kasus infeksi mampu menularkan satu orang.

Pada saat Anies menutup kegiatan sekolah hingga kerja dari rumah, tingkat reproduksi corona sempat berada di atas 3,00. Namun angkanya pelan-pelan menurun hingga memasuki Juni, tingkat duplikasi Covid-19 di DKI akhirnya turun hingga 0,99.

Epidemiolog UI Dr Pandu Riono menjelaskan penurunan kasus ini karena pemerintah mampu menahan penyebaran corona dengan PSBB. Selain itu sebagian besar masyarakat patuh tinggal di rumah dan disiplin jika harus keluar dari tempat tinggalnya. “Itu perilaku untuk menurunkan angka penularan,” katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (3/6).

Makanya Pandu meminta pemerintah tak langsung mengakhiri pembatasan demi meminimalisir munculnya lagi kasus corona.  Jika memang harus melakukan kegiatan normal lagi, masyarakat harus memiliki perilaku yang dapat meminimalkan risiko penularan.  “Kuncinya ini ada di edukasi pemerintah kepada masyarakat,” ujar Pandu.

(Baca: Tekan Kasus Covid, Pemprov Diminta Kumpulkan Peta Masalah Tiap Wilayah)

Sedangkan dari data pemantauan tingkat reproduksi yang dikeluarkan penyedia analisis data yakni The Bonza, tingkat pertumbuhan reproduksi virus hingga Rabu (3/6) telah berada di angka 0,96. Namun dari dashboard pemantauan mereka, tingkat penularan Covid-19 DKI sempat ada di bawah 1,00 25 April lalu. Namun angkanya terus menunjukkan fluktuasi sepanjang Mei hingga akhirnya menurun sampai kemarin.

Dari pemantauan Bonza, tingkat reproduksi virus tertinggi di DKI yakni 3,93 pada 27 Maret. Namun angkanya menurun drastis menjadi 2,17 empat hari kemudian.  Adapun sepanjang April, peluang reproduksi Covid-19 terus bergerak turun hingga 1,00 pada 30 April.  

“Ketika Rt di atas 1.0, setiap infeksi bisa menghasilkan lebih dari satu infeksi lainnya,” demikian keterangan dalam laman Thebonza.com, Kamis (4/6).

Reporter: Dimas Jarot Bayu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...