Dukung Ekonomi Sirkular, KLHK Godok Aturan Pengadaan Ramah Lingkungan
Pemerintah terus mendorong pengelolaan sampah plastik berlanjutan melalui pendekatan ekonomi sirkular atau proses daur ulang. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menggodok aturan pengadaan barang ramah lingkungan (green procurement policy) untuk digunakan di lingkungan kementerian/lembaga.
Kasubdit Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolalaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan, masalah timbunan sampah masih sulit diatasi.
Pihaknya akan mendorong pemenuhan kebutuhan bahan baku sampah dari dalam negeri, untuk menekan impor sampah dan limbah B3 serta mengurangi penggunaan virgin plastic. Di sisi lain, pihaknya juga akan mendorong proses daur ulang.
(Baca: Kesadaran Warga Memilah Sampah Masih Rendah)
Tak hanya di hulu, penggunaan bahan daur ulang juga harus mendapat dukungan prioritas penggunaan.
"Kami di KLHK sedang bangun policy green procurenent, Jadi ke depan barang daur ulang akan beri label dan jadi prioritas barang yang digunakan di pemerintahan. Yang baru ada sekarang, produk kertas daur ulang," katanya dalam diskusi webinar, Jumat (19/6).
Direktur Sustainable Waste Indonesia, Dinni Trisyanti mengatakan, sirkular ekonomi sebuah konsep virtual ekonomi. Ada tiga bagian proses sirkulasi sampah, yakni upstream (hulu) melibatkan design, produksi dan distribusi naik dari rumah tangga, manufaktur , retail, hotel dan sebagainya.
Kemudian di midstream, yang mencakup proses pengumpulan dengan peran kelompok masyarakat, koperasi, pemulung, pelapak. Ketiga di downstream yang mencakup proses tratement, koversi dan disposal akhir sampah sebagai bahan yang bermanfaat.
Dengan begitu, ekonomi sirkular tidak hanya dapat menjadi solusi mengatasi masalah sampah di Indonesia.Hal ini juga bisa menjadi mata pencaharian atau memberi pemasukan bagi mereka yang menjadi bagian dari rantai nilai daur ulang yang saat ini mencapai lebih dari 5 juta orang di Indonesia.
Untuk mendukung target pencapaian pemerintah untuk mengurangi sampah ke laut serta mendukung ekonomi sirkular, perusahaan minuman kemasan Danone-Aqua menyatakan telah memiliki tiga strategi pengelolaan limbah plastik.
(Baca: Dari Jakarta, Menakar Keseriusan Pemerintah Mengurangi Sampah Plastik)
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, perusahaan telah memiliki tiga gerakan #BijakBerplastik yang berfokus kepada tiga komitmen pengelolaan sampah plastik, yaitu dengan pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi pengelolaan sampah, dan inovasi kemasan produk.
"Dengan komitme tersebut, perusahaan menargetkan pada 2025 dapat mengumpulkan lebih banyak plastik daripada yang digunakan, mengedukasi hingga 100 juta konsumen," katanya.
Peruasahaan juga memastikan, pada periode tersebut 100% Danone-Aqua dapat digunakan ulang, didaur ulang atas dijadikan kompos, serta meningkatkan kandungan material daur ulang dalam botol menjadi 50%.