Sri Mulyani Pangkas Lagi Proyeksi Ekonomi Kuartal II jadi Minus 3,8%

Agatha Olivia Victoria
19 Juni 2020, 10:20
sri mulyani, ekonomi terkontraksi, pertumbuhan ekonomi, ekonomi kuartal I 2020
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 dari minus 3,1% menjadi minus 3,8%.

Pandemi virus corona memberikan pukulan berat bagi perekonomian pada kuartal kedua tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan kedua 2020 akan terkontraksi 3,8%, menurun dari perkiraan sebelumnya minus 3,1%.

"Kita masih beruntung pada kuartal I masih bisa tumbuh 2,97%. Namun kuartal II ini memang kita akan hadapi tekanan yang tidak mudah," kata Sri Mulyani dalam diskusi daring, Jumat (19/6).

Sebelumnya, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II akan turun minus 3,1% akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar secara penuh pada periode tersebut. Kebijakan PSBB ini, diterapkan di wilayah dengan perekonomian terbesar seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Kegiatan ekonomi yang terhenti di pusat perekonomian tersebut berdampak secara nasional. Meski demikian, Sri Mulyani berharap pertumbuhan negatif hanya terjadi pada kuartal kedua. Ekonomi pada kuartal III dan IV diharapkan dapat tumbuh positif. 

(Baca: Sri Mulyani Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Jadi 1%)

Kemarin, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan berada di kisaran negatif 0,4% sampai 1%. Penyebabnya, yaitu kemungkinan kontraksi ekonomi yang cukup dalam pada kuartal II.

"Sebelumnya kami perkirakan upper-nya 2,3%, sekarang kami revisi agak turun ke 1%," kata Sri Mulyani dalam rapat bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis (18/6).

Selain outloook pertumbuhan ekonomi, inflasi tahun ini diproyeksikan antara 2% hingga 4%. Kemudian tingkat bunga SPN 3 bulan 3,5-4,5%, dan nilai tukar rupiah di kisaran Rp 14.900-15.500 per dolar AS.

Dari sisi komoditas, harga minyak mentah Indonesia diproyeksikan berada pada US$ 30-35 per barel. Lalu lifting minyak 695-725 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas 990 ribu sampai 1,05 juta barel setara minyak per hari.

(Baca: Dorong Pemulihan Ekonomi, BI Turunkan Bunga Acuan Jadi 4,25%)

Adapun pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2021 akan meningkat. Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2021, pertumbuhan ekonomi dipatok pada kisaran 4,5-5,5%. "Pertumbuhan ekonomi ini tentu sangat tergantung pada situasi semester kedua 2020 yang kami harapkan menjadi awal pemulihan ekonomi," ujarnya.

Sementara, inflasi ditargetkan terjaga pada rentang 2% hingga 4% dan tingkat bunga SPN 3 bulan berubah menjadi tingkat suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang ditargetkan pada level 6,67-9,56%. Serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan dijaga pada kisaran Rp 14.900 - Rp 15.300 per dolar AS.

Kemudian harga minyak mentah Indonesia diprediksi berada di kisaran US$ 40-50 per barel, dengan lifting minyak bumi 677.000-737.000 bph, dan lifting gas bumi ditargetkan berada di rentang 1,085 juta hingga 1,173 juta barel setara minyak per hari.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...