Selain Unilever, 4 Perusahaan Besar Ini Juga Boikot Iklan di Facebook

Sorta Tobing
29 Juni 2020, 13:30
boikot iklan facebook, unilever, coca-cola, pepsi, hershey, kampanye boikot iklan facebook, kasus boikot iklan facebook
Katadata
Ilustrasi. Sejumlah perusahaan besar, seperti Unilever, Coca-Cola, dan Hershey, melakukan aksi boikot memasang iklan di Facebook.

Raksasa media sosial Facebook akhirnya melarang konten iklan yang mengandung ujaran kebencian dan perpecahan rasial. Keputusan ini dibuat setelah terjadi aksi boikot dari banyak perusahaan besar, termasuk Unilever dan Coca-Cola.

Dalam aturan barunya, Facebook melarang konten iklan yang berisi klaim atas orang dari ras, etnis, kebangsaan, agama, kasta, orientasi seksual, gender, atau status imigrasi tertentu yang mengarah kepada ancaman fisik, kesehatan, atau kelangsungan hidup.

Advertisement

Dengan begitu, iklan yang menghina imigran dan pengungsi dilarang tampil di media sosial (medsos) tersebut. “Facebook tetap memberikan suara kepada orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki banyak suara atau kekuatan untuk berbagi pengalaman mereka,” kata pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, Minggu (28/6), dikutip dari The Verge.

(Baca: Pendukung Trump Ajak Migrasi dari Twitter-Facebook ke Medsos Parler)

Kebijakan ini juga dilakukan untuk mengantisipasi pemilu presiden di Amerika Serikat pada November 2020. Facebook berencana memantau unggahan-unggahan dalam kurun waktu 72 jam sebelum pemilu secara ketat demi menghindari konten yang mengarah kepada intimidasi atau informasi menyesatkan.

Sejumlah perusahaan besar sebelumnya melakukan aksi boikot memasang iklan di Facebook. Mereka menilai laman media sosial ini tak tegas menindak unggahan dan iklan berisi ujaran kebencian. Salah satunya adalah cuitan Presiden Amerika Serikat Donald Trump beberapa waktu lalu.

Boikot ini pun seiring dengan kampanye Stop Hate for Profit alias Hentikan Kebencian demi Keuntungan. Inisiatornya adalah NAACP, Color of Change, the Anti-Defamation League, Sleeping Giants, Free Press, dan Common Sense Media. Mereka yang tergabung dalam kampanye ini menilai Twitter lebih sigap melabeli cuitan Trump yang mengarah kepada ujaran kebencian.

(Baca: Trump Minta Facebook-Twitter Atasi Demonstran yang Ajak Kerusuhan)

Melansir Yahoo! News, Kamis lalu, gerakan ini berharap Facebook akan mengubah cara pendekatannya terkait unggahan berisi ujaran kebencian, hoaks, dan rasisme setelah boikot iklan dilakukan. Mengingat iklan adalah salah satu pemasukan utama Facebook.

Aksi boikot itu telah membuat kekayaan Zuckerberg melorot Rp 102 triliun dan saham Facebook anjlok 8,3% pada Jumat lalu. Penurunan harga saham menghilangkan US$ 56 miliar dari nilai pasar Facebook dan mendorong kekayaan bersih Zuckerberg turun menjadi US$ 82,3 miliar, melansir Bloomberg Billionaires Index.

Posisi CEO Facebook di deretan orang terkaya pun turun ke peringkat keempat dari sebelumnya di urutan ketiga. Berikut sebagian perusahaan yang bergabung dalam aksi boikot pasang iklan di media sosial tersebut:

(Baca: Diboikot Unilever hingga Coca-cola, Harta Bos Facebook Anjlok Rp 102 T)

Unilever
Ilustrasi. Unilever boikot iklan di Facebook. (Arief Kamaludin|KATADATA)

1. Unilever

Perusahaan di balik merek-merek, seperti Dove, Lipton, dan Hellmann, menarik iklan tak hanya dari Facebook, tapi juga Twitter di AS selama sisa tahun ini. Melansir dari Washington Post, Unilever mengatakan bahwa pihaknya juga berencana menarik iklan dari Instagram, milik Facebook.

Langkah ini diambil setelah Patagonia, The North Face, dan Ben & Jerrys (anak usaha Unilever) melakukan boikot serupa.  “Terus beriklan di platform ini sekarang tidak akan menambah nilai bagi orang dan masyarakat,” tulis Unilever dalam sebuah pernyataan tertulisnya.

(Baca: Diboikot Brand Besar, Facebook Akhirnya Larang Iklan Ujaran Kebencian)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement