Bersaing dengan Gojek, Grab Punya Taktik Dongkrak Transaksi Mitra UMKM
Banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang mentransformasikan layanannya ke ekosistem digital selama masa pandemi corona. Layanan on-demand Grab pun meluncurkan program #TerusUsaha guna mempercepat proses adaptasi UMKM.
Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menilai para pengusaha UMKM masih membutuhkan pengembangan meski banyak yang sudah bermigrasi ke digital. Berdasarkan survei Grab, 76% mitra yang bermigrasi ke layanan digital masih membutuhkan visibilitas online. Salah satu dukungan yang dibutuhkan adalah digital marketing.
"Bagaimana mengemas produk atau foto produk lebih cantik, ini skill yang diperlukan," kata Neneng dalam video conference pada Selasa (30/6).
Sebanyak 56% UMKM juga menginginkan layanan teknologi untuk mendukung bisnis mereka. Salah satu contohnya, mereka ingin tahu produk apa yang paling diminati masyarakat dan bagaimana cara mengatur agar supply chain lebih efisien.
"Grab mempunyai teknologi agar UMKM bisa beradaptasi di era normal baru," katanya.
Program #TerusUsaha itu juga sebagai bagian dari upaya Grab untuk meningkatkan transaksi UMKM yang masuk ke ekosistemnya. Ada berbagai inisiatif atau turunan program yang akan dilakukan Grab selama enam bulan ke depan.
(Baca: Peta Persaingan Gojek, Grab & E-Commerce di Pesan Antar Bahan Makanan)
Pertama, Grab memberikan bantuan penyediaan iklan gratis khusus pada laman utama aplikasi. Kedua, memberikan ruang untuk beriklan di media sosial dan saluran digital Grab, serta influencer media sosial yang bekerja sama dengan Grab.
Ketiga, menanggung biaya dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat materi pemasaran tersebut. Pelanggan akan diarahkan pada laman transaksi langsung saat meng-klik iklan tersebut.
Keempat, membuat microsite khusus diperuntukkan bagi UMKM yaitu www.grabforgood.id. Microsite itu merupakan ruang bagi UMKM untuk mencari tips terkait pengembangan bisnis, inspirasi dari bisnis kecil yang sukses, dan cara bergabung dalam ekosistem digital Grab.
Kelima, menggelar program akselerasi UMKM. Program tersebut terbuka bagi semua UMKM di berbagai sektor. Pendaftaran dibuka 20 Juli nanti. Neneng mengatakan, ke depan, akan dibuka beberapa angkatan atau batch untuk mengikuti pembinaan selama 2,5 bulan.
"Peserta terpilih akan mengikuti pelatihan, pembahasannya fokus ke legalitas, pemasaran, literasi keuangan, hingga daya saing produk," kata Neneng.
Keenam, mengandalkan aplikasi khusus bagi UMKM yang sudah diluncurkan pada beberap waktu lalu, yaitu GrabMerchant. Melalui aplikasi tersebut, mitra UMKM akan mendapatkan bantuan manajemen pemasaran, order, hingga penyediaan bahan baku.
(Baca: BEI akan Luncurkan Dua Indeks Pasar Modal Baru di Semester 2 Tahun ini)
Grab mencatat, selama masa pandemi, sudah ada 83.500 merchant dan agen baru yang masuk ke ekosistem digital Grab. Di masa new normal, diperkirakan UMKM yang bertransformasi ke layanan digital akan semakin bertambah.
Perusahaan layanan on-demand lainnya Gojek juga menjalankan strateginya meningkatkan transaksi UMKM. Gojek mengandalkan Dapur Bersama bagi para mitra atau merchant untuk mendorong transaksi layanan GoFood.
Dapur Bersama difokuskan untuk layanan pesan antar atau delivery makanan. "Mudah-mudahan begitu kondisi pandemi lebih tenang, kami akan geber lagi buka lokasi Dapur Bersama, agar lebih pesat lagi," kata Chief Food Officer Gojek Indonesia Catherine Hindra Sutjahyo dalam video conference pada kemarin (29/6).
Dapur Bersama sudah diluncurkan oleh Gojek pada Oktober tahun lalu. Sejauh ini, sudah ada 27 Dapur Bersama yang dikelola GoFood di Jakarta, Bandung, dan Medan. Sampai akhir tahun, pihaknya menargetkan 54 dapur. "Kami targetkan penambahan double number di akhir tahun ini," kata Catherine.
Dapur Bersama merupakan wadah bagi mitra UMKM untuk menjalankan usahanya di dapur yang dikelola secara kolektif. Kebutuhan dasar sudah tersedia di dapur tersebut tanpa harus menyewa. Namun ada bagi hasil (revenue sharing) mitra dan Gojek.