Harga Saham Emiten Properti Rontok, IHSG Sesi I Turun ke Level 5.049
Indeks harga saham gabungan ditutup turun 0,07% di level 5.049 pada perdagangan sesi pertama, Jumat (10/7), meski sempat menguat 0,47% di level 5.076,52 saat pembukaan. Penurunan IHSG terutama dipicu oleh penurunan harga saham-saham yang tergabung dalam sektor properti mencapai 1,49%.
Harga saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar besar di sektor prpperti ditutup anjlok.Harga saham PT Pollux Properti Indonesia Tbk atau POLL anjlok hingga 4,65% menjadi Rp 5.125.
Begitu juga dengan harga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk atau BSDE yang turun 1,96% menjadi Rp 750 per saham dan PT Ciputra Development Tbk atau CTRA yang turun 3,7% menjadi Rp 650.
Emiten properti lainnya, PT Wijaya Karya Tbk atau WIKA juga mencatatkan koreksi harga saham sebesar 1,58% menjadi Rp 1.250. Harga saham PT Lippo Karawaci Tbk atau LPKR juga turun 1,25% menjadi Rp 158 dan PT Summarecon Agung Tbk atau SMRA turun 3,25% menjadi Rp 595.
(Baca: Kalahkan Apple, Samsung Jadi Merek Paling Populer di Asia)
Meski begitu, laju lemah pada harga sektor saham properti, diimbangi oleh kenaikan saham-saham di sektor finansial. Harga saham-saham di sektor ini naik 0,53% meski beberapa saham bank besar justru bergerak di zona merah.
Harga saham yang naik seperti PT Bank CIMB Niaga Tbk atau BNGA meroket hingga 13,91% menjadi Rp 860. Lalu, harga saham PT Bank Central Asia Tbk bergerak menguat 2,13% di Rp 31.150 per saham dan anak usahanya, PT Bank Jago Tbk atau ARTO melanjutkan kenaikan 1,36% di Rp 2.990 per saham.