Trump Cabut Perlakuan Khusus untuk Hong Kong, Apa Dampak Ekonominya?

Sorta Tobing
16 Juli 2020, 13:29
trump, hong kong, hak istimewa hong kong, tiongkok
ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst/aww/cf
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menandatangani perintah untuk mengakhiri perlakuan khusus kepada Hong Kong.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menandatangani perintah untuk mengakhiri perlakuan khusus kepada Hong Kong. Langkah ini sebagai respon AS atas undang-undang keamanan yang dikeluarkan Tiongkok atas kota tersebut pada dua pekan lalu.

Trump berpendapat undang-undang itu merupakan bentuk penindasan terhadap masyarakat Hong Kong. Karena itu, ia juga meneken undang-undang bipartisan yang menerapkan sanksi kepada pejabat Beijing yang memberangus kebebasan di kota itu.

“Tidak ada hak istimewa, tidak ada perlakuan ekonomi spesial, dan tidak ada ekspor teknologi sensitif,” katanya kepada wartawan di Gedung Putih, Rabu (15/7), dilansir dari BBC. “Hong Kong kini diperlakukan sama seperti Tiongkok daratan.”

Situasi bertambah runyam karena Trump tidak berencana untuk berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Beijing kemarin pun mengatakan untuk mengambil tindakan balasan kuat dan memberikan sanksi kepada pejabat dan entitas AS atas hukum Hong Kong.

(Baca: Akun Twitter Obama, Bill Gates hingga Apple Diretas, Cuit soal Bitcoin)

Tiongkok, melansir dari Bloomberg, mendesak Washington untuk memperbaiki kesalahan dan berhenti mencampuri urusan Hong Kong. “Jika AS melanjutkan tindakan itu, Tiongkok dengan tegas mengambil tindakan balasan,” tulis pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying menyebut undang-undang AS mengotori hukum keamanan nasional Hong Kong.

Apa Isi UU soal Hong Kong yang Dikeluarkan Trump?

Bloomberg melaporkan, di bawah aturan yang baru, bank AS diberi semacam tenggang waktu selama setahun untuk berhenti melakukan bisnis dengan entitas dan individu yang Departemen Luar Negeri AS tentukan sebagai pelanggar utama otonomi Hong Kong. Sampai saat ini, baik Trump maupun pemerintahannya belum menentukan pejabat Tiongkok mana yang bakal dikenai sanksi.

“Langkah-langkah tersebut, menempatkan Hong Kong di garis paling depan ketegangan hubungan antara AS dan Tiongkok,” ujar Antony Dapiran, seorang pengacara yang berbasis di Hong Kong.

Pasar modal Hong Kong  kemarin pagi turun 0,5% menuju penutupan terendah sejak 2 Juli lalu. Perusahaan teknologi Tiongkok memimpin kerugian, bersama dengan pengembang properti di sana.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...