Ditopang Bisnis Peternakan, Pendapatan Berdikari Tumbuh 10 Kali Lipat
Perusahaan BUMN sektor pangan dan peternakan, PT Berdikari (Persero) mencetak penjualan Rp 1,35 triliun atau tumbuh sekutar 10 kali lipat dibanding realisasi penjualan tahun lalu sebesar Rp 113,6 miliar. Sementara berdasarkan RKAP 2018, penjualan tersebut tumbuh sekitar 255% dari yang ditargetkan sebesar 382 miliar
Realisasi pertumbuhan itu, salah satunya ditopang oleh peningkatan bisnis perusahaan dengan fokus bisnis utama perusahaan di sektor usaha peternakan.
(Baca: Industri Pakan Ternak Didorong untuk Ekspansi ke Luar Jawa)
Direktur Utama Berdikari Eko Taufik Wibowo menyatakan perusahaan hingga saat ini masih fokus bisnis ayam dan sapi melalui pengembangan integrasi. “Proses perubahaan di Berdikari dilakukan secara total dengan fokus awal pada sisi pembenahan struktur finansial dan organisasi serta sumber daya manusia,” kata Eko dalam keterangan resmi, Kamis (13/12).
Dia menjelaskan, perseroan mulai masuk dalam bisnis peternakan dari hulu ke hilir dengan rantai GPS (Grand Parent Stock). GPS merupakan rantai strategis dan menjadi critical point sebagai jaminan kapasitas pasok untuk rantai bisnis turunan berupa PS (Parent Stock), komersial (Final Stock) maupun pabrik pakan.
Sepanjang 2018, perusahaan sudah merealisasikan impor GPS broiler sebanyak 53.150 ekor yang tersebar di dua peternakan, yaitu di Tasikmalaya dan Pasuruan. Ayam pedaging impor pun mulai menghasilkan DOC (Day Old Chick) PS (Parent Stock) dengan rata-rata produksi 100.000 ekor per bulan yang didistribusikan kepada peternak pembibitan rakyat yang di Pulau Jawa.
(Baca: Realisasi Minim, Kementan Akan Evaluasi Kewajiban Impor Sapi Indukan)
Selain itu, Berdikari juga mendapat penugasan impor daging kerbau dari India sebanyak 20 ribu ton serta impor sapi indukan untuk Kementerian Pertanian sebanyak 1.430 ekor. “Sapi impor ini sudah mulai didistribusikan ke kelompok ternak di beberapa provinsi di Sumatera” ujarnya.
Adapun pada 2019, Berdikari menargetkan penjualan sebesar Rp 429 miliar dengan laba sebesar Rp 27 miliar. Guna mencapai target tersebutm perusahaan akan fokus pada bisnis peternakan ayam secara terintegrasi untuk GPS dan PS, memilih mitra strategis yang tepat dan mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten.
Berdikari juga mendorong perusahaan yang bergerak di bidang logistik untuk mendukung kegiatan distribusi dan rantai suplai bisnis peternakan, memberikan harga yang bersaing, dan meningkatkan jasa untuk konsumen. Dia pun menyatakan akan berfokus pada peningkatan nilai tambah pada mata rantai bisnis turunan, termasuk sektor pakan, makanan olahan, sampai sektor hotel-restoran-katering.
Sektor peternakan ayam akan terus diperkuat di sisi hulu serta penataan kandang peternakan sapi berbasis kemitraan dengan peternak rakyat. Perseroan juga siap bersinergi dengan pihak pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan asosiasi pengusaha lokal, melakukan pemetaan potensi lahan dan membuat strategi yang baik untuk meyakinkan investor.
”Kami juga terus melakukan konsolidasi penataan anak perusahaan agar sesuai dengan fokus bisnis Berdikari melalui divestasi ataupun perubahan bisnis modelnya,” kata Eko.