Sulit Penuhi Syarat, Alasan Charoen Pokphand Batal Akuisisi 7-Eleven

Michael Reily
14 Juli 2017, 17:05
Gerai Sevel
Arief Kamaludin|KATADATA
Gerai Sevel tutup di Kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Jumat, (23/06)

Donny menyatakan keputusan manajemen dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan. Selama ini fokus utama Modern Internasional memang selalu diarahkan untuk bisnis 7-Eleven, sehingga jika bisnis ini diteruskan akan menyebabkan bangkrutnya perusahaan secara keseluruhan. Padahal, penjualan 7-Eleven menyumbang 76 pendapatan Modern Internasional.

"Ini pembelajaran baru bagi kami. Kami menyadari bahwa ini adalah salah satu risiko bisnis," ungkap Donny. (Baca: Nasib Merana Pegawai Hingga Tukang Parkir 7-Eleven Jelang Kebangkrutan)

Penutupan semua gerai 7-Eleven, kata Donny,  membuat Modern Internasional secara de facto sudah tidak lagi bekerja sama dengan SEI. Namun, pihak manajemen masih memiliki kontrak untuk franchise sampai 2029. Kontrak ini telah ditandatangani sejak 2009, senilai US$ 1,5 juta.

Meski masih punya kontrak tertulis, Donny menyatakan Modern Internasional tidak akan melanjutkan bisnis retail untuk saat ini. Dia juga belum bisa memastikan kapan perusahaannya akan kembali masuk ke bisnis ini. Langkah berikut Modern Internasional adalah kembali fokus pada unit bisnis yang lain, yaitu distribusi peralatan Medical Imaging bermerk Shimadzu dan Sirona, serta distribusi mesin fotokopi RICOH.

(Baca: Batal Diakuisisi Charoen Pokphand, Saham Induk 7-Eleven Anjlok 12%)

Halaman:
Reporter: Michael Reily
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...