Grup Modern Garap Bisnis Kesehatan Setelah Menutup 7-Eleven

Miftah Ardhian
14 Juli 2017, 14:30
Gerai Sevel
Arief Kamaludin|KATADATA
Gerai Sevel tutup di kawasan Gandaria, Jakarta, (23/06)

Grafik: Penjualan per Segmen PT Modern Internasional Tbk (2015-2016)
Penjualan per Segmen PT Modern Internasional Tbk (2015-2016)

Hanya, langkah pertama perseroan adalah melokalisir masalah yang ada di entitas anak PT Modern Sevel Indonesia dengan menyelesaikan kewajiban sesuai regulasi yang berlaku. Kewajiban itu terutama terhadap karyawan, pemerintah, kreditor, dan para pemasok.

(Baca juga:  Berjaya 6 Tahun, Kinerja Perusahaan 7-Eleven Meredup Sejak 2015)

Sebelum memutuskan menutup seluruh gerai 7-eleven, manajemen Modern sejak 2015 menjalankan strategi restrukturisasi dan konsolidasi perusahaan, termasuk mencari investor baru untuk mengembangkan bisnis 7-Eleven. Salah satu transaksi yang diupayakan berupa pengalihan aset kepada PT Charoen Pokphand Restu Indonesia, namun gagal karena tak tercapainya kesepakatan.

Kondisi ini ditunjang pula oleh kurangnya dukungan dan kerjasama dari Master Franchisor Seven Eleven Inc. (SEI) yang menetapkan syarat yang memberatkan. Salah satunya adalah dengan hanya memberikan waktu masa berlaku franchise selama 1 tahun bagi investor untuk menyelesaikan segala masalah yang ada. Syarat ini membuat mundur para investor potensial.

Selain itu, Grup Modern juga mengakui terjadi inefisiensi dalam melakukan bisnis 7-Eleven ini. Ekspansi gerai 7-Eleven dinilai dilakukan terlalu cepat di awal, padahal sebagian besar kebutuhan ekspansi tersebut dibiayai oleh pinjaman. Akibatnya kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjaman mengganggu modal kerja yang dapat digunakan untuk operasi bisnis 7-Eleven.

Kondisi ini diperparah dengan daya beli masyarakat yang melemah sejak tahun 2015 dan terus berkelanjutan di tahun 2016 dan awal 2017.  Gerak 7-eleven makin sempit ketika pemerintah melarang penjualan minuman beralkohol di gerai-gerai minimarket  sejak April 2015.  Aturan ini berdampak pada penjualan snacksehingga penurunan penjualan sangat besar.

Ditambah persaingan bisnis retail khususnya di segmen convenience store semakin lama semakin tinggi dan ketat dengan banyaknya pemain baru. (Baca juga: Nasib Merana Pegawai Hingga Tukang Parkir 7-Eleven Jelang Kebangkrutan)

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian, Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...