Bisnis E-Commerce dan Logistik Berpeluang Besar di Tengah Pandemi

Rizky Alika
16 Mei 2020, 14:57
Petugas memilah paket kiriman barang di Kantor Pos, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/4/2020). Menurut petugas, dimasa penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), volume pengiriman paket pos khusus belanja online mengalami kenaikan rata-rata
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/pras.
Petugas memilah paket kiriman barang di Kantor Pos, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/4/2020). Menurut petugas, dimasa penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), volume pengiriman paket pos khusus belanja online mengalami kenaikan rata-rata 10 persen dari biasanya.

Pandemi virus corona telah mengubah cara belanja dan sistem pembayaran masyarakat. Anjuran untuk membatasi kegiatan di luar rumah membuat masyarakat semakin banyak berbelanja online, termasuk membeli bahan makanan.

Menteri Komunikasi dan Informatika periode 2014–2019 Rudiantara mengatakan, belanja dengan sistem pembayaran di tempat (Cash on Delivery/COD) mengalami peningkatan. Sistem COD biasanya dipilih oleh mereka yang baru memulai berbelanja online, namun belum mahir bertransaksi elektronik.

Ia mencatat, sistem pembayaran di tempat selama triwulan I 2019 mencapai 18% dari total nilai transaksi. Sementara pada triwulan I 2020, total penggunaan sistem COD mencapai 25% dari total nilai transaksi.

"Kalau total value US$ 7 miliar lebih, pembayaran dengan COD itu sekitar US$ 1,8 miliar," kata Rudiantara dalam Webinar Bicara Data Virtual Series: 'New Normal, New Way' with Rudiantara, yang diselenggarakan oleh Katadata, Sabtu (16/5).

(Baca: Rudiantara Beberkan Peluang Startup Meraih Modal di Tengah Pandemi)

Perubahan perilaku ini juga mendorong pertumbuhan sektor transportasi logistik selama masa pandemi covid-19. Sebagai contoh, transaksi ekspedisi seperti J&T hingga Gosend mengalami peningkatan.

Selain itu, sejumlah e-commerce turut mengembangkan Business to Customer (B2C). Hal ini dilakukan dengan mengembangkan sistem pengepakan dan pengiriman barang secara mandiri.

Rudi pun mengatakan, sektor transportasi logistik ini merupakan peluang di tengah pandemi Covid-19. "Jadi ada lonjakan demand tapi supply belum tersedia," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate menilai bahwa perusahaan rintisan di bidang e-commerce moncer saat pandemi virus corona.

"Banyak startup terkena dampak negatif pandemi Covid-19, tapi banyak juga yang baik. Banyak tantangan, banyak juga kesempatan," kata Johnny saat konferensi pers secara virtual, Jumat (15/5).

(Baca: Sepanjang Pandemi, Pengguna BNI Mobile Banking Meningkat 84%)

Sektor e-commerce tersebut mendulang untung dari peningkatan transaksi. Johnny mencatat, penjualan di platform belanja online meningkat 30%.

Peningkatan transaksi terjadi karena aktivitas masyarakat di luar rumah dibatasi, terutama setelah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Alhasil, warga berbelanja secara online.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...