31 Proyek Tersendat Imbas Pandemi, Laba PTPP Diproyeksi Tergerus 75%
PT PP Tbk (PTPP) menyatakan, imbas pandemi virus corona atau Covid-19 kinerja perseroan terganggu, dengan prediksi penurunan laba per 31 Mei 2020 lebih dari 75%. Hal ini disebabkan karena sejumlah proyek terhenti atau bergerak lambat karena pandemi corona.
Mengutip keterbukaan informasi yang diunggah di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/7), perseroan menyebutkan ada 31 proyek yang pengerjaannya tersendat karena pandemi corona.
Perinciannya, ada 16 proyek dalam status slowdown, sembilan proyek dalam status lockdown, dan enam proyek dihentikan sementara. PTPP menjelaskan, terhambatnya pengerjaan sejumlah proyek disebabkan karena, lokasinya berada di zona merah dan/atau ada kegiatan terkait proyek tersebut terhambat.
"Kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti dan/atau mengalami pembatasan operasional tersebut terhadap total pendapatan 2019 sebesar 51-75%," tulis manajemen PTPP, dalam keterbukaan informasi.
Akibat penghentian sementara proyek dan pembatasan operasional, PTPP memperkirakan pendapatan per 31 Mei 2020 turun 25-50% dibandingkan dengan raihan pada periode yang sama tahun lalu.
Dari segi kinerja keuntungan, perseroan memperkirakan ada penurunan laba bersih lebih dari 75% untuk periode per 31 Mei 2020, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Untuk meminimalisir dampak negatif pandemi corona, perseroan mengatakan telah melakukan beberapa upaya, seperti melakukan mitigasi khusus untuk operasional, dalam hal konstruksi dan investasi. Kemudian, ada juga mitigasi di bidang keuangan dalam hal biaya usaha dan financing.
(Baca: Lebih Selektif Pilih Proyek, Belanja Modal PT PP Tahun Ini Turun 25%)
"Perseroan juga melakukan stress test terkait kinerja keuangan, untuk memproyeksikan kinerja sampai akhir tahun. Selain itu, menyusun business continuity plan, yang berisi beberapa inisiatif," ujar manajemen PTPP.
Sepanjang kuartal I 2020, kinerja PTPP tercatat negatif dengan penurunan laba bersih mencapai 92,22% menjadi Rp 13,31 miliar, dibandingkan dengan capaian laba kuartal I 2019, yang sebesar Rp 171,15 miliar.
Penurunan kinerja laba ini terjadi seiring dengan penurunan pendapatan usaha, dan kenaikan beban perseroan. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, PTPP membukukan pendapatan Rp 3,4 triliun, turun 31,08% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 4,94 triliun.
Di saat yang sama, beban perusahaan tercatat meningkat signifikan, terutama pos beban keuangan, dan beban lainnya. Per 31 Maret 2020, perseroan mencatatkan beban keuangan sebesar Rp 180,9 miliar, naik 53,84% dibandingkan posisi per 31 Maret 2019, yang sebesar Rp 117,9 miliar.
Adapun pada pos beban lainnya, tercatat sebesar Rp 41,57 miliar per 31 Maret 2020, naik 115,78% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 19,26 miliar.
Pada pos beban lainnya, peningkatan tertinggi dicatatkan oleh akun beban lain-lain, yakni mencapai 565,89% menjadi Rp 24,89 miliar pada kuartal I 2020. Pada periode yang sama tahun lalu, akun beban lain-lain PTPP tercatat sebesar Rp 3,73 miliar.
Selain akun beban lain-lain, perseroan juga mencatat adanya lonjakan pada akun amortisasi biaya emisi obligasi. Per 31 Maret 2020, perseroan membukukan biaya amortisasi sebesar Rp 1,57 miliar, naik 99,87% dibandingkan posisi 31 Maret 2019, sebesar Rp 787,47 juta.
(Baca: WIKA dan PTPP Bersiap Buyback Saham Bertahap Selama Tiga Bulan)