Memahami Pakaian Adat Bali dari Makna, Jenis, dan Unsurnya

Image title
4 Oktober 2021, 16:10
Gambar pakaian adat Bali yang dikenakan seorang pria dan wanita
123dok.com
Gambar pakaian adat Bali yang dikenakan seorang pria dan wanita

Unsur Pakaian Adat Bali untuk Laki-laki

Pakaian adat Bali untuk ke Pura bagi laki-laki terdiri dari:

1. Kamen (Kain)

Mengenakan pakaian adat Bali bagi laki-laki diawali dengan menggunakan kain/kamen dengan lipatan untuk putra kamen/wastra melingkar dari kiri kekanan karena merupakan pemegang Dharma.

Tinggi kamen putra kira-kira sejengkal dari telapak kaki karena putra sebagai penanggung jawab harus melangkah dengan panjang, tetapi harus tetap melihat tempat yang dipijak.

2. Kancut (Lelancingan)

Laki-laki menggunakan kancut (lelancingan) dengan ujung yang lancip dan sebaiknya menyentuh tanah. Ujungnya yang ke bawah adalah simbol penghormatan terhadap ibu pertiwi.

Kancut juga merupakan simbol kejantanan. Tetapi, untuk persembahyangan, tidak diperkenankan untuk menunjukkan kejantanan yang berarti pengendalian.

3. Saputan (Kampuh)

Untuk menutupi kejantanan itu maka ditutupi dengan saputan (kampuh). Tinggi saputan kira-kira satu jengkal dari ujung kamen. Selain untuk menutupi kejantanan, saputan juga berfungsi sebagai penghadang musuh dari luar. Saputan melingkar berlawanan arah jarum jam (prasawya).

4. Selendang kecil (Umpal)

Selanjutnya menggunakan selendang kecil (umpal) yang bermakna bahwa orang tersebut sudah mengendalikan hal-hal yang buruk. Pada saat penggunaan umpal, tubuh manusia sudah terbagi dua yaitu Bhuta Angga dan Manusa Angga.

Penggunaan umpal diikat menggunakan simpul hidup di sebelah kanan sebagai simbol pengendalian emosi dan persamaan. Umpal harus terlihat sedikit sebagai simbol kesiapan untuk memegang teguh Dharma.

5. Baju (Kwaca

Setelah itu, dilanjutkan dengan menggunakan baju (kwaca) yang bersih, rapi dan sopan. Pada saat berkunjung ke pura, masyarakat Bali menunjukan rasa syukur dengan memperindah diri. Jadi, pada bagian baju sebenarnya tidak ada patokan yang pasti.

6. Udeng (Destar)

Terakhir, laki-laki mengenakan udeng. Secara umum, udeng dibagi tiga, yaitu:

  • Udeng jejateran (udeng untuk persembahyangan) yang menggunakan simpul hidup di depan, disela-sela mata, sebagai lambang cundamani atau mata ketiga dan pemusatan pikiran. Ujung menghadap ke atas sebagai simbol penghormatan pada Sang Hyang Aji Akasa.
  • Udeng dara kepak (dipakai oleh raja), yang memiliki tambahan penutup kepala sebagai simbol pemimpin yang selalu melindungi masyarakatnya dan pemusatan kecerdasan.
  • Udeng beblatukan (dipakai oleh pemangku) yang tidak ada bebidakan, hanya ada penutup kepala dan simpulnya di belakang dengan diikat ke bawah sebagai simbol lebih mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.
Pakaian adat Bali untuk ke Pura
Gambar pakaian adat Bali untuk ke Pura (baliekbis.com)

Unsur Pakaian Adat Bali untuk Perempuan

Pakaian adat Bali untuk ke Pura untuk perempuan terdiri dari:

1. Kamen

Sama seperti busana adat putra, pakaian adat Bali untuk perempuan diawali dengan memakai kamen. Tetapi, lipatan kamen melingkar dari kanan ke kiri sesuai dengan konsep sakti. Perempuan sebagai sakti bertugas menjaga agar laki-laki tidak melenceng dari ajaran Dharma.

Tinggi kamen perempuan kira-kira setelapak tangan karena pekerjaan putri sebagai sakti sehingga langkahnya lebih pendek.

2. Bulang

Setelah menggunakan kamen, dilanjutkan memakai bulang yang berfungsi untuk menjaga rahim dan mengendalikan emosi.

3. Kebaya dan Selendang (Senteng)

Selanjutnya mengenakan kebaya lalu mengikat selendang (senteng) menggunakan simpul hidup di bagian kiri. Artinya sebagai sebagai sakti dan mebraya. Perempuan memakai selendang diluar dan tidak tertutupi oleh baju. Tujuannya agar selalu siap membenahi laki-laki jika melenceng dari ajaran Dharma.

4. Pepusungan

Pepusungan ada tiga yaitu:

  • Pusung gonjer yaitu dibuat dengan cara rambut dilipat sebagian dan sisanya digerai. Pusung gonjer digunakan untuk perempuan yang masih lajang sebagai lambang kebebasan memilih dan dipilih pasangannya. Pusung gonjer juga sebagai simbol keindahan dan Tri Murti.
  • Pusung Tagel adalah untuk perempuan ang sudah menikah.
  • Pusung podgala/pusung kekupu yaitu cempaka putih dan cempaka kuning sebagai lambang Tri Murti.

Itulah pembahasan mengenai pakaian adat Bali. Sebagai warga Indonesia, memperluas wawasan tentang pakaian adat Bayi merupakan cara untuk melestarikan kebudayaan Indonesia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...