Banting Stir, Strategi Bertahan LittleThoughts Planner dari Krisis
Pandemi Covid-19 yang telah melanda di seluruh dunia, termasuk Indonesia membuat roda perekonomian melambat, bahkan berhenti. Hampir seluruh sektor usaha di Tahan Air terimbas, tak terkecuali Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM).
Dahulu, UMKM tulang punggung perekonomian bangsa saat krisis moneter 1997-1998. Namun, dalam krisis perekonomian akibat Corona pada tahun ini jutaan UMKM sangat terpukul.
Hal itulah yang dirasakan oleh Ola Harika Rachman, pendiri LittleThoughts Planner. Perempuan kelahiran 1985 itu langsung paham bahwa usahanya yang telah ia rintis selama 10 tahun harus berhenti sejak physical distancing diberlakukan untuk menekan penyebaran virus Corona.
“Pekerjaan saya sebagai party planner tiap minggunya bisa mendekor tiga hingga empat kali pesta. Lalu ada pandemi, ini seperti mati perlahan-lahan,” kata Ola dalam webinar Katadata ‘Kisah Sukses UMKM: Adaptasi & Inovasi di Tengah Pandemi’ pada Jumat 26 Juni 2020 lalu.
Ola merasa cemas terhadap nasib para karyawan dan pekerjanya. Mereka terancam kehilangan pekerjaan dan pendapatan. Ola bukan satu-satunya pelaku UMKM yang terimbas oleh pandemi Covid-19. Bank Indonesia mencatat sebanyak 72,6 persen usaha mikro kecil dan menengah terdampak pandemi Corona.
Padahal, UMKM memiliki peran strategis dalam menopang perekonomian nasional. BI bahkan mencatat produk domestik bruto riil yang dihasilkan sektor UMKM pada 2018 mencapai Rp694 triiliun atau bertumbuh 7,3 persen dibanding tahun sebelumnya. Total 64,2 juta unit usaha UMKM yang ada saat ini juga dapat menyerap 116,98 juta tenaga kerja.
Maka, sebagai salah satu pelaku UMKM, Ola harus memutar otak. Di tengah memikirkan nasib karyawan dan bisnisnya, hati Ola tergerak untuk membantu tenaga medis Indonesia yang berjuang melawan Covid-19.
“Kepikiran, bagaimana saya membantu tenaga medis? Saat itu saya melihat kebutuhan APD (Alat Pelindung Diri) tinggi banget,” kata Ola. “Maka saya punya ide untuk membuat face shield karena memproduksi face shield mudah sekali,” Ola menambahkan. Terlebih lagi, menurut Ola, bahan baku APD mudah didapat dan bahkan sudah biasa dipakainya saat membuat goodie bag.
Dengan niat tetap mempekerjakan para karyawannya, Ola memutuskan memproduksi face shield dengan cara menggalang donasi. “Saya mengumpulkan calon donatur dan diiklankan di sosmed saya. Ada paket berisi 100 face shield yang saya jual Rp2,5 juta,” ujar Ola.
Hingga kini, Ola telah mendonasikan lebih dari 30 ribu face shield untuk rumah sakit dan puskesmas di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
“Bahkan sampai ke Wamena, Papua. Bayangkan betapa sulitnya kami kirim donasi ke sana. Tapi ada saja jalan, sehingga donasi itu sampai sana.”
Face shield Ola disebut nyaman dipakai untuk waktu yang lama dan diklaim memenuhi standar kesehatan. Hal itu berdasarkan testimonial dari pada dokter dan tenaga medis yang menerima donasinya. Maka dari itu, Ola pun memberanikan diri memproduksinya untuk masyarakat umum.
Saat itulah, Ola yang terbiasa berbisnis offline harus mengubahnya menjadi online. Pilhan platform online jatuh pada marketplace Tokopedia.
“Saya jadi membuka akun seller di Tokopedia. Dan ternyata prosesnya mudah, meski tetap butuh adaptasi pada awalnya,” kata Ola. Dia sebelumnya belum terbiasa untuk menjawab pesan singkat langsung dari calon pembeli. “Waktu itu, semua saya lakukan sendiri di rumah. Sekarang sudah terbiasa,” ujar Ola.
Shifting business seperti yang dilakukan Ola juga dilakukan oleh UMKM lainnya. Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Kreatif Fiki Satari menyatakan, berdasarkan data Kementerian Informasi dan Informatika tercatat ada sekitar 8 juta pelaku UMKM sudah memanfaatkan platform daring. Bahkan, pemerintah tahun ini bertekad meningkatkannya menjadi 10 juta pelaku usaha.
Omzet Melonjak
Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) yang bertajuk ‘Digitalisasi UMKM di Tengah Pandemi Covid-19’, mayoritas UMKM atau sebanyak 82,9 persen mengalami dampak negatif dari pandemi ini. Bahkan sebanyak 63,9 persen dari UMKM yang terdampak tersebut mengalami penurunan omzet lebih dari 30 persen. Tak terkecuali Ola. Apalagi model bisnisnya adalah jasa yang melibatkan orang secara langsung.
Namun, sejak memutuskan banting stir dari party planner menjadi menjual face shield di Tokopedia, Ola merasakan perbedaan signifikan. Awalnya, dia tidak terbiasa dengan sistem penjualan online. “Grogi, saya harus selalu melihat komputer, menjawab pertanyaan pembeli,” ungkap Ola. Apalagi di Tokopedia penjual diberi penilaian. Pada mulanya, Ola merasa tegang. Namun karena sudah memantapkan untuk berjualan online, Ola pun belajar. Bahkan lama-kelamaan dia ketagihan menjalanan bisnis di Tokopedia.
Kini, lewat Tokopedia, LittleThoughts Planner bertahan. Memang, tidak lagi berfokus pada perancang pesta, tapi ke penjualan face shield. Sehari, Ola bisa menjual lebih dari 200 pelindung wajah. Bahkan, saat Lebaran, bisa mencapai 600 face shield terjual dalam dua hari saja. Menurut Ola, dengan berjualan online di marketplace, dia merasa jauh lebih mudah dan berkurang stress-nya.
“Kunci berjualan di marketplace seperti Tokopedia itu benar-benar harus mendeskripsikan dengan jelas produk yang kita jual. Foto berkualitas dan informatif kepada pembeli,” kata Ola.
Menurut survei KIC, manuver perubahan dari bisnis offline menjadi online untuk UMKM selama pandemi menjadi krusial agar kapal tak oleng. Sebanyak 80,6 persen UMKM merasa terbantu dengan penggunaan internet untuk meneruskan bisnis mereka. Maka, omzet pun turut melejit. Selama pandemi, pola belanja masyarakat turut berubah yakni secara online.
Inilah yang dirasakan Ola. “Sebelum pandemi saya menjual dekorasi. Tapi selama pandemi, hasil penjualan face shield naik sekali dibandingkan saat menjadi party planner,” kata Ola saat mengungkapkan rahasia dapur sukses berjualan di marketplace.
Oleh sebab itu, rencana pemerintah untuk memobilisasi pelaku UMKM untuk memanfaatkan platform daring perlu mendapatkan perhatian serius. “Tidak hanya sekadar tentang memobilisasi pelaku usaha, melainkan juga bagaimana mereka agar dapat bertahan bahkan menang menghadapi kompetisi pasar,” kata Staf Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Kreatif Fiki Satari.